MasyarakatAceh memiliki warisan budaya yang sangat menarik, yang pada umumnya berakar dari nilai-nilai ajaran Islam. Ini semua bisa dilihat dari berbagai aktivitas masyarakat dalam bidang seni budaya. Misalnya pada tari-tarian, upacara-upacar
Kitaharus mau mempelajari tari tradisional, agar tidak punah. Sinonim tradisional Pertanyaan. Kita harus mau mempelajari tari tradisional, agar tidak punah. Sinonim tradisional klasik . daerah . modern . kuno . AR. A. Rizky. Master Teacher.
Tarianakrobatis ini di antara lain dipertunjukan di atas seutas tali. 3. Tari Garapan Baru (Kreasi Baru) Meskipun namanya 'baru' tetapi semua tari yang termasuk jenis ini tidak meninggalkan unsur-unsur yang ada dari jenis tari klasik maupun tradisional. Sebagai contoh: a. Tari Prawiroguno
TariKuntulan Tari Kuntulan juga termasuk kedalam tari kreasi baru yang lahir sekitar awal abad ke 20-an dari masyarakat Pemalang, Jawa Tengah. Adapun gerakan pada tarian ini sangat identik dengan gerakan pencak silat yang bernuansa Islami karena pada dasarnya memng lahir pada masa perjuangan kemerdekaan.
2 Tati Saleh. 3. Sardono W Kusumo. B. Properti Tari Gaya Kreasi. C. Iringan Tari Gaya Kreasi. D. Berlatih Merangkai Gerak Tari Gaya Kreasi dengan Hitungan. KABARPANDEGLANG.COM – Tari yakni gerak tubuh seseorang secara birama yang dilakukan di daerah dan waktu tertentu untuk keperluan pergaulan, mengungkapkan perasaan, maksud dan
ProvinsiSulawesi Barat memiliki keragaman tata busa atau baju tradisionalnya. Hal tersebut dapat dilihat dari tari tradisional Sulawesi Barat yang memiliki keragaman dalam busananya.Misalnya, pada tari Bamba Manurung yang merupakan tarian adat Tradisional yang biasa dipertunjukkan pada saat acara pesta Adat Mamuju di hadapan para penghulu adat dan
CABANGCABANG SENI. Berdasarkan realita yang berkembang di masyarakat, seni digolongkan menjadi 5 cabang yang memiliki kesatuan dan keterkaitan. 1. Cabang seni rupa bentuk medianya benda. 2. Cabang seni sastra bentuk medianya tulisan. 3. Cabang seni musik bentuk medianya suara, benda, manusia dan gerak proses. 4.
Gamelanuntuk mengiringi Jathilan ini cukup sederhana, hanya terdiri dari drum, kendang, kenong, gong, dan slompret, yaitu seruling dengan bunyi melengking. Lagu-lagu yang dibawakan dalam mengiringi tarian, biasanya berisikan himbauan agar manusia senantiasa melakukan perbuatan baik dan selalu ingat pada Sang Pencipta, namun ada juga yang
BaliLegong Jobog Tarian ini, seperti biasa, dimainkan sepasang legong.; Yogjakarta Tari Golek Menak merupakan salah satu jenis tari klasik gaya Yogyakarta; Jawa Tari Topeng Kuncaran merupakan sebuah tarian yang mengisahkan dendam kesumat seorang raja karena cintanya ditolak.; Kalimantan Tari Zapin Tembung, Merupakan suatu tari pergaulan dalam masyarakat
TariMerak merupakan tarian kreasi baru dari tanah Pasundan yang diciptakan oleh Raden Tjetjep Somantri pada tahun 1950an dan dibuat ualng oleh dra. Irawati Durban pada tahun 1965 . Banyak orang salah kaprah mengira jika tarian ini bercerita tentang kehidupan dan keceriaan merak betina, padahal tarian ini bercerita tentang pesona merak jantan
Didalamnya terdapat unsur kebudayaan bangsa dan unsur kebudayaan asing, serta unsur kreasi baru atau hasil invensi nasional Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi.Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik
Yangtermasuk tari kreasi baru adalah seperti di bawah ini,kecuali tari Merak tari Lilin tari Kipas tari Ronggeng tari Srimpi. kennan4 Tari merak maaf klo slah Di zaman berikut tarian berkembang dengan gaya tari yang sudah baku, yaknizaman modernzaman primitifzaman masyarakat feodalzaman kontemporezaman prasejarah Answer. Juandinoboy May
4C. Tari Kreasi Baru dan Tari Modern Tari kreasi baru adalah tari-tari klasik yamg dikembangkan sesuai dengan perkembangan jaman dan diberi nafas Indonesia baru. Pada garis besarnya tari kreasi dibedakan menjadi dua golongan yaitu: a. Tari Kreasi Baru Berpolakan Tradisi Yaitu tari kreasi yang garapannya dilandasi oleh kaidah-kaidah tari
3Saya mengikuti pembelajaran tari kreasi tradisional dengan tanggung jawab oYa oTidak. 4 Saya mengerjakan tugas yang diberikan guru tepat waktu oYa oTidak. 5. Saya mengajukan pertanyaan jika ada yang tidak dipahami pada saat pembelajaran merangkai gerak tari
Tarianini adalah kreasi baru, yang diciptakan oleh penari Kim Baek-Bong pada tahun 1954 Para penari menari menggunakan kipas yang berhiaskan bunga peony dan mengenakan hanbok yang berwarna mencolok. Tarian kipas ini sudah dipatenkan dengan Nomor Resensi P.U.(B) 439 13 Nov 2008.
WWGzOio. Seni Tari di Indonesia sangatlah kaya. Keanekaragaman kesenian tari dari Sabang sampai Merauke menjadi identitas masing-masing daerah yang perlu dilestarikan oleh generasi mendatang. Berbagai tari tradisional dan modernistic seringkali dipentaskan dalam acara-acara tertentu, seperti upacara adat pernikahan, upacara penyambutan tamu kehormatan, dan sebagainya. Tarian tersebut dapat dilakukan secara tunggal, berpasangan, berkelompok atau kolosal. Seni tari terbentuk sebagai ungkapan jiwa manusia melalui ekspresi melalui gerakan ritmis dan estetis. Selain kesenian, dalam perkembangannya seni tari adalah juga menjadi bagian dari kebudayaan. Pengertian Seni Tari Pengertian Tari Oleh Para Ahli Sejarah Seni Tari di Indonesia a. Era Primitif b. Era Hindu Buddha c. Era Islam d. Era Penjajahan e. Era Setelah Kemerdekaan Unsur Seni Tari 1. Unsur Utama Kesenian Tari 2. Unsur Pendukung Kesenian Tari Konsep Seni Tari Gerak Dalam Tari Jenis Seni Tari Fungsi Seni Tari Kesenian Tari Daerah di Indonesia i. Tari Daerah Istimewa Aceh 2. Tari Daerah Bali iii. Tari Daerah Bengkulu 4. Tari DKI Jakarta 5. Tari Daerah Jambi vi. Tari Daerah Jawa Barat 7. Tari Daerah Jawa Tengah 8. Tari Daerah Jawa Timur 9. Tari Daerah Papua Pengertian Seni Tari Seni tari adalah suatu kesenian dengan media ungkap berupa gerakan. Berdasarkan kutipan dari situs resmi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, tari merupakan salah satu bentuk kesenian yang mempunyai media ungkap atau substansi gerak melalui gerakan manusia. Menuruti KBBI atau Kamus Besar Bahasa Indonesia, seni tari adalah aliran seni mengenai gerakan badan tangan dan lainnya yang berirama dan biasanya diiringi bunyi-bunyian musik, gamelan, dan sebagainya. Tari adalah seni meski substansi dasarnya adalah gerak. Akan tetapi gerak yang dimaksud bukan gerakan realistis atau keseharian, melainkan gerakan-gerakan dalam wujud gerak ekspresif. Gerak ekspresif adalah gerak yang indah dan bisa mempengaruhi perasaan manusia. Keindahan gerakan tersebut merupakan gerakan distilir yang mengandung ritme tertentu. Penggunaan kata indah dalam dunia seni merupakan konotasi dari bagus. John Joseph Martin melalui The Modern Trip the light fantastic 1965 menjelaskan bahwa indah atau bagus adalah sesuatu yang memberikan kepuasan batin manusia. Gerakan indah tidak terbatas pada gerakan lembut dan halus, namun gerakan keras, kasar, kuat, aneh dan penuh tekanan juga bisa dikategorikan sebagai gerak yang indah. Pengertian Tari Oleh Para Ahli Ada beberapa pengertian yang digunakan untuk menjelaskan apa itu tari. Seorang ahli sejarah tari dan musik dari Jerman bernama Brusque Sachs dalam Earth History of The Trip the light fantastic toe 1933 menjelaskan bahwa tari adalah gerak yang ritmis. Sehingga elemen dari suatu tarian adalah gerak dan ritme atau irama. Pendapat lain dikemukakan oleh Hendrina Cornelia Hartong Corrie Hartong seorang ahli dari Belanda yang menerangkan bahwa tari adalah gerak-gerak yang diberi bentuk dan ritmis dari badan di dalam ruang. Sedangkan penulis Amerika bernama Walter Sorell mendefinisikan tari sebagai gerakan-gerakan tubuh dan anggota-anggotanya tersusun seemikian rupa sehingga berirama. Pengertian tentang tari diatas masih sepemikiran dengan Frederick Hawkins Erik Hawkins yang berprofesi sebagai penari dan koreografer tari modern Amerika. Ia menyatakan tari adalah adalah ekspresi jiwa manusia yang diubah oleh imanjinasi dan diberi bentuk melalui media gerak sehingga menjadi gerakan yang simbolis dan mengungkapkan isi dari penciptanya. Kemudian menurut Suryodiningrat, ahli tari dari Jawa mengatakan tari merupakan gerakan-gerakan dari seluruh bagian tubuh manusia yang disusun selaras bersama musik yang memiliki maksud tertentu. Sedangkan menurut Soedarsono, tari adalah ekspresi jiwa manusia yang diungkapkan melalui gerak-gerak ritmis yang indah. Selain pengertian-pengertian yang telah disampaikan, masih banyak pengertian lain oleh para ahli mengenai arti tari itu sendiri, antara lain Menurut Aristoteles – Tari adalah gerakan ritmis yang menghadirkan suatu karakter manusia saat mereka bertindak. Menurut John Weaver – Seni tari merupakan gerak-gerak teratur yang elegan dan dibentuk secara harmonis oleh sikap elok dan postur tubuh anggun. Menurut Yulianti Parani – Tari ialah gerakan ritmis yang muncul dari bagian atau seluruh tubuh yang dilakukan seseorang atau kelompok dengan ekspresi tertentu. Menurut Enoch Armadibrata – Tari mempunyai definisi sebagai gerakan tubuh yang tersusun dalam suatu ruang dengan landasan irama dan gerak. Menurut Atik Soepandi – Kesenian tari adalah ekspresi jiwa manusia melalui gerak-gerak ritmis dan melodi yang indah. Menurut Bagong Sudiro – Arti tari adalah suatu seni berupa sebuah gerakan ritmis yang menjadi alat ekspresi manusia. Menurut Suadarsa Pringgo Broto – Definisi seni tari merupakan suatu ketentuan bentuk-bentuk gerakan tubuh dan ruang. Menurut I Gede Ardika – Pengertian seni tari adalah suatu hal yang mampu menyelaraskan gerak tubuh dengan irama tertentu. Menurut Judith Mackrell – Tarian adalah gerakan tubuh yang ritmis dan beriringan dengan musik dan dilakukan dalam sebuah ruangan, serta bertujuan untuk mengekspresikan emosi atau ide, melepaskan energi atau untuk bersenang-senang. Menurut Hawkins – Tari ialah suatu ungkapan jiwa yang dijadikan bentuk suatu gerakan oleh imajinasi penciptanya. Sejarah Seni Tari di Indonesia Perkembangan kesenian tari mempunyai sejarah panjang dan terus menyesuaikan masa ke masa. Hal itu dapat kita lihat dari beragam tarian yang digunakan dalam acara-acara tertentu, seperti upacara adat, pernikahan dan penyambutan tamu. Berikut ini adalah sejarah perkembangan seni tari yang ada di Indonesia yang dibagi menjadi era primitif, era Hindu Buddha, era Islam, era penjajahan dan era setelah merdeka, yaitu a. Era Primitif Masa ini dimulai sebelum adanya kerajaan di Indonesia. Oleh masyarakat era tersebut tarian dipercaya sebagai sesuatu yang memiliki daya magis dan sakral. Gerakan-gerakan tari tercipta berdasarkan kepercayaan masyarakat. Beberapa contohnya adalah tari hujan, tari eksorsisme, tari kebangkitan dan sebagainya. Gerakan tarian pada masa ini diinspirasi oleh gerakan alam serta meniru gerakan makhluk hidup, misalnya hewan dan tumbuhan. Misalnya meniru gerakan binatang yang sedang diburu. Umumnya tarian pada masa primitif dilakukan secara berkelompak atau bersama-sama. b. Era Hindu Buddha Perkembangan kesenian tari di Republic of indonesia kemudian berlanjut pada era kerajaan Hindu Buddha. Gerakan tari pada masa ini dipengaruhi oleh unsur budaya para pedagang. Pada era Hindu Buddha, tarian mulai mempunyai standar dan patokan, serta memiliki literatur tentang seni tari. Salah satunya adalah iteratur atau panduan gerak tari yang dibuat oleh Bharata Muni dengan judul Natya Sastra yang membahas 64 jenis gerakan tangan mudra. c. Era Islam Setelah masa Hindu Buddha, sejarah tari di Republic of indonesia berlanjut ke masa penyebaran agama Islam pada tahun 1755 saat kerajaan Mataram Islam terbagi dua. Pada era ini tarian umumnya dilakukan pada saat hari raya. Pembagian kerajaan Mataram menjadi dua menjadikan seni tari sebagai salah satu wujud identitas mereka, sehingga tarian yang ditampilkan memiliki makna dan unsur khas dari masing-masing kerajaan. d. Era Penjajahan Kemunduruan kesenian tari di Republic of indonesia terjadi pasa masa penjajahan karena situasi sosial yang kacau. Namun seni tari tetap terpelihara dan diperagakan di istana kerajaan saat acara-acara penting berkaitan adat dan budaya. Pada masa ini juga tercipta tarian yang diilhami dari perjuangan rakyat melawan penjajahan, yaitu Tari Prawiroguni. Tarian ini adalah tari tradisional dari Jawa Tengah yang menceritakan kegagahan prajurit pada masa itu. Penari Prawiroguno menggunakan senjata dan tameng pelindung diri saat melakukan tarian. e. Era Setelah Kemerdekaan Setelah Indonesia merdeka, perkembangan seni tari mulai membaik. Tari-tarian sering dilakukan saat upacara adat dan keagamaan, serta menjadi hiburan masyarakat. Pada era ini tari berkembang untuk seluruh kalangan, termasuk anak-anak muda yang mulai mempelajari tari tradisional dan tari modern. Unsur Seni Tari Sesuai dengan pengertian seni tari, tarian memiliki unsur yang dapat dibagi menjadi dua, yaitu unsur utama dan unsur pendukung. Unsur utama terdiri dari 3 jenis, yakni wiraga raga, wirama irama, dan wirasa rasa. Sedangkan unsur pendukungnya antara lain ragam gerak, ragam iringan, rias dan kostum, dan pola lantai. ane. Unsur Utama Kesenian Tari Suatu gerakan dapat dikatakan sebagai tarian jika memenuhi 3 unsur utama. Apabila salah satu unsur utama tidak terpenuhi maka tidak dapat disebut sebagai tarian. Unsur utama tarian antara lain Wiraga raga – sebuah tarian harus memperlihatkan gerakan badan, baik posisi berdiri maupun duduk. Wirama irama – seni tari wajib memiliki unsur irama yang menyatukan gerakan badan dan pengiringnya, meliputi irama musik dan tempo tarian. Wirasa rasa – seni tari harus mampu menyampaikan perasaan melalui gerakan maupun ekspresi saat menari. 2. Unsur Pendukung Kesenian Tari Unsur pendukung tarian mempunyai fungsi sebagai pelengkap dan pemikat agar tarian nampak lebih menarik. Berbeda dengan unusr utama tari yang harus terpenuhi, unsur pendukung boleh tidak terpenuhi. Dengan adanya unusr pendukung dalam tarian maka pesona saat tarian dipentaskan dan dipertontonkan akan lebih indah. Berikut ini adalah unsur pendukung tarian, yaitu Ragam Gerak – sebuah tarian akan nampak indah jika seluruh anggota badan berkolaborasi. Tidak hanya tangan dan kaki, anggota tubuh lain dapat dikombinasikan, misalnya lirikan mata, raut dan ekpresi wajah yang menyesuaikan dengan makna tarian. Hal ini akan menciptakan daya tarik sehingga tarian lebih estetis. Ragam Iringan – Penambahan ritme atau irama berupa musik yang sesuai dengan jenis tari akan menciptakan paduan indah antara musik dan gerakan tubuh. Saat tarian diiringi oleh musik akan lebih indah jika ditambah dengan hentakan, tepukan dan teriakan dari penari. Rias dan Kostum – Dalam sebuah pertunjukkan tari, tata rias dan kostum menjadi bagian penting untuk menyampaikan makna dan rasa suatu tarian. Oleh sebab itu, tanpa riasan dan kostum maka tarian akan terasa hambar untuk ditonton. Pola Lantai atau Bloking – Tarian akan lebih berseni ketika ada pola lantai yang teratur. Penari tidak harus berdiri pada satu titik dan dapat menyesuaikan atau berpindah tempat. Konsep Seni Tari Berbagai jenis tarian memiliki konsep atau variasi yang terdiri dari ruang gerak, tenaga dan waktu yang berbeda-beda. Berikut ini adalah penjelasan konsep kesenian tari, yaitu Ruang Gerak – Gerakan dalam suatu tarian memerlukan ruang gerak yang menyesuaikan dengan jenis gerakan yang akan dilakukan. Ruang gerak dapat berupa ruang gerak semput dan ruang gerak luas. Penentuan ruang gerak dapat disesuaikan dengan jumlah penari, meliputi tunggal, berpasangan atau dilakukan dalam suatu kelompok. Tenaga – Dalam melakukan gerakan tarian dibutuhkan tenaga menyesuaikan bentuk dinamis, ritmis dan harmonis. Tanpa tenaga yang sempurna maka tidak mungkin tari dipentaskan dengan baik. Beberapa jenis tarian memerlukan tenaga dengan intensitas kuat, sedang dan lemah. Waktu – Dalam melakukan tarian terdapat estiamsi sesuai gerakan yang ditampilkan. Tari dapat dilakukan dengan cepat atau lambat yang kemudian disebut tempo. Dengan berpatokan pada tempo maka kesan dinamis dalam suatu tarian akan terlihat. Gerak Dalam Tari Untuk menghasilkan gerakan tarian yang indah, maka dibutuhkan proses pengolahan atau penggarapan. Pengolahan unsur keindahan tersebut dapat bersifat stilatif dan distortif yang dapat dijelaskan sebagai berikut Gerak Stilatif adalah gerak yang telak mengalami proses pengolahan menjadi lebih halus yang mengarah pada bentuk yang indah. Gerak Distortif adalah pengolahan gerak melalui proses perombakan dari gerakan asli dan merupakan salah satu proses stilasi. Dari hasil pengolahan gerakan melalui proses stilisasi dan distorsi maka lahirlah dua jenis gerakan tari, yaitu gerak murni pure movement dan gerak maknawi gestur. Gerak Murni adalah gerakan tari yang pengolahannya tidak mempertimbangkan suatu pengertian tertentu. Hal yang menjadi pertimbangan utama adalah keindahan gerakan. Gerak Maknawi adalah olah gerak tari yang mengungkapkan kandungan dengan maksud tertentu selain keindahannya. Gerak maknawi juga disebut gerak gestur yang bersifat peniruan imitatif dan mimitatif. Imitatif adalah gerak peniruan dari binatang dan alam, sedangkan mimitatif adalah gerak tiru dari gerakan manusia. Dalam gerakan tari ada beberapa contoh yang termasuk gerakan maknawi, yaitu trisig dan gedih yang merupakan stilasi atau distorsi dair gerakan berjalan dan berlari. Kemudian gerak sawang yang menjadi gambaran gerak melihat atau memandang, serta gerak lambean yaitu gerakan merias diri. Jenis Seni Tari Tarian dapat dikategorikan menjadi beberapa jenis berdasarkan faktor tertentu, misalnya jumlah penari dan genre atau aliran tari. Berikut ini adalah jenis seni tari berdasarkan jumlah penari yang melakukan, yaitu Tari Tunggal atau Solo adalah tarian yang dibawakan oleh satu orang penari. Tari Berpasangan atau Duet adalah tarian yang dibawakan oleh dua orang penari secara berpasangan. Tari Berkelompok atau Grup adalah tarian yang dibawakan banyak orang dalam kelompok. Sedangkan jenis tari berdasarkan genre atau alirannya antara lain Tari Tradisional Tarian tradisional yaitu jenis seni tari yang diwariskan secara turun temurun sehingga menjadi budaya. Tarian ini mengandung nilai-nilai filosofis seperti kepercayaan, keagamaan, kepahalwanan dan sebagainya. Tari tradisional bisa dibagi menjadi dua jenis, yaitu tari rakyat atau daerah yang berkembang dikalangan masyarakat umum dan biasanya menajdi simbol kebahagiaan dan suka cita. Misalnya tarian untuk merayakan panen melimpah dan menjadi tradisi di musim berikutnya. Selain itu ada juga tari klasik atau tari keraton yang berkembang dikalangan bangsawan. Jenis tarian ini umumnya melarang masyarakat bisa menarikan tariannya dan terdapat aturan baku atau tertulis yang mengatur. Tari Kreasi Baru Jenis seni tari kreasi baru dikembangkan atau diciptakan oleh koreografer. Tarian ini berkembang sesuai dengan zaman dengan memodifikasi tarian tradisional sehingga dapat dinikmati oleh masyarakat umum. Contohnya adalah tari rapai yang merupakan paduan gerak tari daerah Aceh dan Semenanjung Malaya, seperti tari seudati, tari saman dan tari zapin. Tari Kontemporer Jenis tarian kontemporer menggunakan gerakan simbolik, unik dan mengandung makna tertentu. Tarian ini lahir sebagai bentuk reaksi dari seni tari klasik yang telah mencapai titik akhir dalam perkembangan teknisnya. Tari kontemporer termasuk salah satu jenis tari modern sehingga minim unsur trafisi lama. Biasanya gaay tarian ini bernuansa unik menggunakan jenis musik modern. Fungsi Seni Tari Tarian memiliki beberapa fungsi sesuai dengan gerakan serta irama yang dilakukan. Berikut ini adalah beberapa fungsi seni tari, antara lain Sarana Keagamaan / Kepercayaan – Tarian telah alam digunakan dalam sarana keagamaan yang bersifat sakral dan mengajarkan makna kebaikan, misalnya beberapa jenis tari di Bali yang digunakan sebagai sarana komunikasi dengan dewa dan leluhur. Sarana Upacara Adat – Seni tari juga bisa digunakan sebagai sarana upacara adat untuk berbagai tujuan, seperti meminta hujan, meminta hasil panen, serta acara adat lain. Sarana Pergaulan – Tarian mengandung nilai sosiokultural bagi masyarakat. Hubungan sosial dapat terjalin saat tarian dilakukan dan dipentaskan. Manfaatnya adalah munculnya kerukunan dan persatuan antar manusia. Saranan Hiburan – Seni tari bermanfaat sebagai ajang hiburan, tontonan, serta pertunjukan. Berbagai jenis tarian adat dapat dinikmati bagi mereka pecinta seni dan masyarkat awam. Kesenian Tari Daerah di Indonesia Republic of indonesia adalah negara yang kaya akan isitiadat termasuk kesenian tariannya. Berikut ini adalah beberapa tarian daerah populer di Nusantara, antara lain 1. Tari Daerah Istimewa Aceh Aceh memiliki beberapa tarian adat, seperti Tari Seudati, jenis tarian yang berasal dan dipengaruhi budaya Arab dan latar belakang agama Islam. Gerakan tarian ini sanga dinamis dan penuh keseimbangan dengan suasana keagamaan dan menjadi tarian paling populer dan digemari masyarakat Aceh. Tari Saman Meuseukat, jenis tarian dilakukan dengan duduk berjajar dan diiringi irama musin yang dinamis. Tarian ini penuh syair yang mengajarkan kabajikan sesuai ajaran agama Islam. 2. Tari Daerah Bali Bali memiliki beberapa tarian adat, seperti Tari Legong Bali, yaitu tarian berlatar belakang kisah cinta seorang Raja dari Lasem. Gerakan tarian ini dibawakan dengan sangat dinamis dan memikat hati. Tari Kecak, yaitu tarian berdasarkan cerita Ramayana yang mengisahkan bala tentara monyet Hanuman dan Sugriwa. Tari Pendet, yaitu tarian pemujaan yang banyak dilakukan di Pura atau tempat ibadah umat Hindu Bali. Tarian ini melambangkan penyambutan terhadap datangnya dewa ke dunia. Seiring perkembangan zaman, tarian ini juga digunakan untuk tarian selamat datang yang mengandung makna sakral dan religius. 3. Tari Daerah Bengkulu Bengkulu memiliki beberapa tarian adat, seperti Tari Andun adalah jenis tarian yang berasal dari Bengkulu Selatan untuk menyambut tamu kehormatan. Tari Bidadari Teminang Anak adalah tarian yang memiliki arti seorang bidadari yang tenga menimang anak. Tarian ini berasal dari Rejang Lebong. iv. Tari Djakarta Jakarta memiliki beberapa tarian adat, seperti Tari Topeng merupakan jenis tari tradisional yang berasal dari Betawi untung menyambut tamu istimewa. Gerakan seni tari ini sangat tegas dan dinamis. Tari Yopong merupakan tarian persembahan untuk menghormati kehadiran tamu negara. Suasana tarian ini dilakukan dalam rasa khidmad. 5. Tari Daerah Jambi Jambi memiliki beberapa tarian adat, seperti Tari Sekapur Siri, yaitu jenis tari pesembahan yang memiliki banyak persamaan dengan tarian rumpun melayu lainnya. Tari Selampir, yaitu termasuk tarian pergaulan muda-mudi dari daerah Jambi. half dozen. Tari Daerah Jawa Barat Jawa Barat memiliki beberapa tarian adat, seperti Tari Kuncaran merupakan tarian yang menggambarkan rasa dendam seorang raja karena cintanya telah ditolak. Tari Merak merupakan jenis tari yang mengisahkan kehidupan seekor burung merak yang indah dan menawan. Tarian ini dibawakan dengan gemulai dan mempesona sesuai gerakan burung merak. 7. Tari Daerah Jawa Tengah Jawa Tengah memiliki beberapa tarian adat, seperti Tari Serimpi, yakni sebuah tarian keraton yang memiliki unsur keagungan, kelembutan, serta menawan. Tari Blambangan Cakil, yakni seni tari yang menceritakan perjuangan Srikandaa saat melawan Buto Cakil. Tarian ini menjadi simbol penumpasan sifat angkara murka. 8. Tari Daerah Jawa Timur Jawa Timur memiliki beberapa tarian adat, seperti Reog Ponorogo adalah tarian yang dilakukan 6 sampai 8 orang lelaki dan vi sampai 8 orang wanita. Tarian ini diambil dari kisah Prabu Kelana Sewandana yang melakukan perjalanan mencari kekasihnya. Tari Remo adalah tarian yang biasanya dilakukan untuk menyambut pejabat atau tamu istimewa. 9. Tari Daerah Papua Papua memiliki beberapa tarian adat, seperti Tari Perang merupakan tarian dengan unsur jiwa kepahlawanan dan keberanian masyarakat suku-suku di Papua. Tari Musyoh merupakan tarian ritual untuk mengsir arwah orang yang meninggal akrena kecelakaan dan bertujuan agar arwah tersebut tenang di alam baka.
Tari kreasi adalah salah satu bagian dari perkembangan seni tari yang terus mengalami perubahan mengikuti perkembangan zaman. Perubahan seni tari termasuk tari kreasi juga terkait dengan perkembangan kehidupan masyarakat yang tak pernah berhenti, tidak terputus satu sama lain, melainkan saling berkesinambungan. Dalam semangat yang sama, tari kreasi juga hadir sebagai tari yang memiliki kebebasan serta dipengaruhi oleh perkembangan zaman serta interaksi antarruang dengan daerah-daerah lain. Lalu sebetulnya apa itu tari kreasi? Apa saja contohnya? Bagaimana konsepnya? Apa saja keunikannya? Berikut adalah berbagai uraian dan penjelasan mengenai tari kreasi. Pengertian tari kreasi adalah jenis tari yang koreografi nya masih bertolak pada tari tradisional atau pengembangan dari pola-pola tari yang sudah ada Tim Kemdikbud, 2017, hlm. 78. Pada awalnya, tari kreasi merupakan pengembangan dari tari rakyat dan tari klasik semata. Namun, selanjutnya tari kreasi baru muncul pula karena adanya panduan gerak dari berbagai daerah atau dengan masuknya gerak tari dari negara lain, dikembangkan dengan unsur tradisi yang ada dan iringan musik yang bervariasi. Tari kreasi mempunyai bentuk mengekspresikan artistik yang bersifat individual dan lebih menekankan pada ekspresi dan estetika dari pertunjukannya. Terbentuknya tari kreasi karena dipengaruhi oleh gaya tari daerah lain atau negara lain maupun hasil kreativitas penciptanya. Contoh Tari Kreasi Beberapa contoh tarian yang termasuk pada tari kreasi adalah Tari Gebyar Trompong, Tari Oleg Tambulilingan, Tari Manuk Rawa Bali, Tari Karonsih Jawa tengah, Tari Kipas, dan Tari Mainang Pulo Kampu Sumatra. Jenis Tari Menurut jenisnya, secara umum tari digolongkan menjadi tiga, yaitu Tari Rakyat Tari yang berkembang di lingkungan masyarakat lokal, hidup dan berkembang secara turun temurun. Tari Klasik Tari yang berkembang di keraton. Tari ini memiliki pakem-pakem tertentu dan nilai-nilai estetis yang tinggi. Tari Kreasi Baru Tari yang dikembangkan sesuai dengan perkembangan zaman, namun pada dasarnya tidak menghilangkan nilai-nilai tradisi itu sendiri. Sementara itu, tari kreasi juga dapat diklasifikasikan menjadi dua macam yang akan dipaparkan pada pemaparan di bawah ini. Jenis Tari Kreasi Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, tari kreasi dari berbagai daerah tentunya memiliki keragaman dan keunikan yang berbeda dengan kawasan lainnya. Perkembangan seni, termasuk seni tari terus terjadi secara alami dan sesuai dengan tuntutan zaman. Oleh karena itu, muncul keragaman seni tari baik di Nusantara maupun di luar Nusantara mancanegara. Terdapat beberapa tari yang masih berpegang teguh pada nilai-nilai tradisi, ada pula yang mengusung modernitas sepenuhnya. Oleh karena itu, jenis tari kreasi dapat digolongkan menjadi dua yaitu tari kreasi berpolakan tradisi dan tari kreasi baru yang tidak berpolakan tradisi nontradisi. Tari kreasi berpolakan tradisi Tari kreasi berpolakan tradisi adalah tari kreasi yang dilandasi oleh kaidah-kaidah tari tradisi baik dalam koreografi , musik/karawitan, tata busana dan rias, maupun tata teknik pentasnya, tanpa menghilangkan esensi tradisinya Tim Kemidkbud, 2017, hlm. 79. Salah satu contoh tari kreasi baru yang berpolakan tradisi adalah tari Nandak Gojek dari Betawi yang merupakan pengembangan gerak tari Topeng Betawi dengan iringan musik gamelan topeng dan properti tari, yaitu payung. Tari kreasi baru tidak berpolakan tradisi nontradisi Tari kreasi baru nontradisi adalah tari kreasi yang garapannya melepaskan diri dari pola-pola tradisi baik dalam hal koreografi , musik, rias, dan busana maupun tata teknik pentasnya. Salah satu tari kreasi baru nontradisi, yaitu tari kontemporer. Keunikan Gerak Tari Kreasi Tari kreasi mengalami perkembangan dari pola-pola tarian nusantara yang telah ada. Susunan tari kreasi tidak terikat pada pola gerak dan aturan yang baku. Koreografi dan teknik gerak tari kreasi dapat menyesuaikan pada keadaan yang saat ini sedang tren. Selain itu, kita juga dapat mengambil inspirasi dari berbagai tari tradisi atau tari kreasi lain yang telah dikembangkan. Berikut adalah beberapa di antaranya. 1. Tari Gegot Tari Gegot merupakan tari Betawi yang diciptakan oleh Entong Sukirman dan Kartini Kisam pada tahun 1976. Tarian Gegot adalah tari yang menggambarkan kehidupan para remaja putri Betawi yang sedang bersenda gurau dalam menjalankan masa remajanya, canda dan tawa mewarnai kehidupannya. Ide garapan tarian ini berangkat dari karakter topeng, panji dan jingga, di mana dua karakter tersebut mewakili kehidupan keseharian manusia dari dua karakter tersebut. Oleh karena itu dapat disimpulkan menjadi bentuk tari pergaulan dan gerak canda dapat diartikan sebagai kebersamaan. Iringan Tari Gegot adalah musik Topeng Betawi, yaitu kendang, gong, kempul, kenong tiga, kenceng, kecrek, serta rebab. Tari sebagai pertunjukan theat ri cal dance. Tari jenis ini adalah tari yang disusun sengaja untuk diperton tonkan. Oleh karena itu, dalam penyajiannya meng uta ma kan segi artistiknya, peng garapan koreografi yang baik, serta tema dan tujuan yang jelas. 2. Tari Ronggeng Blantek Tari Ronggeng Blantek diciptakan pada tahun 1985 oleh Wiwiek Widyastuti. Tari Ronggeng Blantek merupakan tari kreasi baru yang diangkat dari teater Betawi, yaitu Topeng Blantek, di mana dalam memulai sebuah pertunjukan topeng biasanya sebagai pembuka diawali dengan sebuah pertunjukan tari yang disebut Ronggeng Blantek. Dalam perkembangannya, tarian ini menjadi tarian lepas dan banyak diminati oleh masyarakat sebagai tari bentuk dan pertunjukan pada acara dalam penyambutan tamu. 3. Tari Loliyana Tari Loliyana adalah tari kreasi yang berasal dari Maluku. Pertunjukan tari Loliyana berdasarkan pada tradisi masyarakat Kepulauan Teon Nila Serua. Tari Loliyana berasal dari Upacara Panen Lola sehingga disebut tari Panen Lola. Tari Loliyana berasal dari kata Lola, yaitu pekerjaan mengumpulkan hasil laut. Proses panen lola diawali dengan pesta rakyat mengelilingi api unggun dari malam hingga subuh, dilanjutkan dengan syukuran dan doa kepada Yang Maha Kuasa demi keberhasilan panen yang akan dilaksanakan. 4. Tari Saman Tari Saman adalah sebuah tarian suku Gayo yang biasa ditampilkan untuk merayakan peristiwa-peristiwa penting dalam adatnya. Syair dalam tarian saman menggunakan bahasa Gayo. Selain itu, biasanya tarian ini juga ditampilkan untuk merayakan kelahiran Nabi Muhammad SAW. Dalam beberapa literatur menyebutkan tari Saman di Aceh didirikan dan dikembangkan oleh Syekh Saman, seorang ulama yang berasal dari Gayo Aceh Tenggara. Tari saman ditetapkan UNESCO sebagai daftar refresentatif budaya warisan manusia dalam sidang ke 6 komite antarpemerintah untuk perlindungan warisan budaya UNESCO di Bali, 24 November 2011. Unsur Pendukung Tari Kreasi Unsur pendukung menjadi sangat penting bagi seorang koreografer serta penari dalam menyampaikan makna yang terdapat pada sebuah tarian. Secara garis besar, unsur-unsur tari dapat dikelompokkan menjadi lima aspek, yaitu iringan tari, properti tari, tata rias, dan busana tari, tempat pentas, serta tata lampu dan tata suara. Unsur-unsur pendukung dalam tari antara lain adalah iringan musik, tata busana kostum, tata rias, tempat, tata lampu, dan tata suara sound. Berikut adalah penjelasan lengkap dari masing-masing unsur pendukung dalam tari. 1. Iringan Musik Musik dan tari merupakan pasangan yang tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya. Keberadaan musik di dalam tari memiliki tiga aspek dasar yang kaitannya dengan tubuh dan kepribadian manusia, yaitu melodi, ritme, dan dramatik. Ketiga aspek tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut Sumber melodi dapat kita ketahui rangkaian nadanada, Ritme adalah degupan dari musik yang sering ditandai dengan aksen/tekanan yang diulang-ulang secara teratur, dan Dramatik, yaitu suara-suara yang dapat memberikan suasana tertentu. Salah satu contoh yaitu Tari Uncul yang diiringi musik sampyong. Musik sampyong terbuat dari bambu. 2. Properti Tari Properti merupakan semua peralatan yang digunakan untuk pementasan tari. Properti tari pada dasarnya dapat digunakan untuk memberikan keindahan bentuk pada pertunjukan tari agar garapan tari akan terlihat lebih sempurna. Penggunaan properti tari harus mempertimbangkan jenis, fungsi, dan ketepatan dalam menggunakan properti tari dengan baik dan benar. Hal ini dikarenakan dalam penggunaan properti tari perlu penguasaan dan keterampilan dari seorang penari. Properti tari yang umumnya digunakan antara lain selendang, tongkat, keris, payung, piring, panah, pohon-pohonan, dan sebagainya. 3. Tata Rias dan Busana Tari Kreasi Busana kostum dan tata rias pada seni tari adalah sarana pembantu yang berperan mendukung pertunjukan tari. Busana pada seni tari biasanya melibatkan aksesori pula. Busana dan tata rias hanyalah sarana pembantu tari. Tata busana atau pakaian adalah segala sesuatu yang dikenakan atau melekat dengan seorang penari. Busana penari merupakan sarana pembantu yang berperan mendukung perwujudan tari. Busana tari dapat dikelompokkan ke dalam lima bagian, yaitu pakaian dasar; pakaian kaki atau sepatu; pakaian tubuh; pakaian kepala; dan perlengkapan-perlengkapan. 4. Tempat Pentas Suatu seni pertunjukan selalu memerlukan tempat atau ruangan guna menyelenggarakan pertunjukan itu sendiri. Di Indonesia, kita dapat mengenal bentuk-bentuk tempat pertunjukan pentas, seperti lapangan terbuka atau arena terbuka, di pendapa dan bentuk panggung proscenium. Pada tempat terbuka, kita dapat menyaksikan pertunjukanpertunjukan tari yang diselenggarakan di halaman. Pertunjukan tari tradisional di lingkungan rakyat sering dipergelarkan di lapangan terbuka. Sementar itu, dalam kalangan bangsawan, pertunjukan kesenian sering diadakan di pendapa, yaitu suatu bangunan yang berbentuk joglo dan bertiang pokok empat, tanpa penutup pada sisi-sisinya. Sedangkan panggung proscenium penonton hanya dapat melihat dari sisi depan saja. 5. Tata Lampu dan Tata Suara Sarana dan prasarana yang ideal bagi sebuah pertunjukan tari adalah jika gedung pertunjukan telah dilengkapi dengan peralatan yang menunjang menyelenggarakan pertunjukan, khususnya tata lampu lighting dan tata suara sound system. Tata lampu dan tata suara sebagai unsur pelengkap sajian tari yang berfungsi untuk kesuksesan pergelaran. Sebuah penataan lampu dapat dikatakan berhasil jika dapat memberikan kontribusi terhadap objek-objek yang ada di dalam pentas, sehingga semua yang ada di pentas nampak hidup dan mendukung sajian tari. Dalam penataan suara, dapat dikatakan berhasil jika dapat menjadi jembatan komunikasi antara pertunjukan dengan penontonnya. Artinya, penonton bisa mendengar dengan baik dan jelas tanpa gangguan apa pun sehingga terasa nyaman. Konsep Karya Tari Kreasi Karya tari adalah sebuah produk dari masyarakat. Dalam karya tari akan tercermin budaya masyarakat penyangganya. Berbagai tari tentunya sudah kita tonton, ada tari nelayan, tari tani, tari berburu, dan tari metik teh. Dari pengamatan itu kita sudah bisa menduga, bahwa tari nelayan terlahir dari masyarakat pelaut dan tari tani lahir dari masyarakat petani. Tari tersebut tercipta oleh para seniman dengan stimulus lingkungan sekitarnya, sehingga mendorong untuk meniru gerak-gerak alami, selanjutnya diolah dengan digayakan’ untuk menjadi sebuah tari. Dari pengamatan terhadap tari ini, kita dapat memahami bahwa tari tercipta karena berbagai asal stimulus penglihatan, pendengaran, perasaan yang tercurahkan dalam bentuk tari dengan konsep peniruan terhadap perilaku alam, manusia, dan binatang; perwujudan tokoh cerita; dan mengacu lagu atau guru lagu. Apakah ada stimulus atau sumber lain dari seni tari? Tentunya ya, ada. Seni adalah produk budaya yang membiaskan realita sehingga menjadi karya yang unik dan tidak hanya menjadi angin lalu saja. Suatu pemandangan indah tidak dapat disebut karya seni karena tidak ada seseorang yang membiaskannya menjadi produk seni. Teknik Berkarya Tari Kreasi Jika kita perhatikan, teknik dan proses gerak tari tradisional bermacam-macam. Boleh jadi teknik gerak dan prosesnya sama tetapi memiliki istilah berbeda, tetapi mungkin juga ada yang sama dalam teknik dan prosesnya serta memiliki istilah yang sama. Pemahaman dan pengalaman terhadap teknik gerak tari kreasi adalah dasar untuk mengeksplorasi macam teknik gerak yang dapat dirangkai menjadi sebuah tarian. Prosedur Merangkai Gerak Tari Kreasi Sebetulnya, dari pengalaman sebelumnya yang telah kita lakukan secara naluriah, kita akan mampu membuat sebuah karya tari yang secara otomatis mengikuti langkah dan kaidah proses penciptaan tari. Menurut Hawkins 2003, dalam Tim Kemdikbud, 2018, hlm. 112 dalam bukunya yang berjudul Creating through the Dance, prosedur merangkai gerak tari kreasi adalah sebagai berikut. Eksplorasi, yaitu pengalaman melakukan penjajakan gerak, untuk menghasilkan teknik gerak. Pada kegiatan ini kamu dipersilakan untuk berimajinasi dan melakukan penafsiran gerak terhadap apa yang telah dilihat dan didengar. Kamu dapat bebas bergerak mengikuti kata hati, mengikuti imajinasi/daya hayal, dan menafsirkannya ke dalam bentuk gerak. Improvisasi,yaitu pengalaman secara spontanitas mencoba atau mencari kemungkinan teknik gerak yang telah diperoleh pada waktu eksplorasi. Dari setiap teknik gerak yang dihasilkan pada waktu eksplorasi/pencarian gerak, selanjutnya dikembangkan dari aspek tenaga, ruang, dan waktu sehingga menghasilkan teknik gerak yang sangat banyak. Evaluasi,yaitu pengalaman untuk menilai dan menyeleksi teknik gerak yang telah dihasilkan pada tahap improvisasi. Dalam kegiatan ini kalian mulai menyeleksi dengan cara membuat teknik gerak yang tidak sesuai dan memilih teknik gerak yang sesuai dengan gagasannya. Hasil inilah yang akan digarap oleh kalian pada tahap komposisi tari. Komposisi,yaitu tujuan akhir mencari gerak untuk selanjutnya membentuk tari dari gerak yang kamu temukan. Fungsi Tari Apakah tari kreasi atau tari secara umum memiliki fungsi? Menurut Soedarsono 1998 dalam Tim Kemdikbud, 2018, hlm. 119, fungsi tari adalah Sebagai upacara, Banyak tari yang digunakan untuk menjadi salah satu ritual dari suatu upacara kepercayaan maupun adat istiadat setempat. Sebagai hiburan hasil dari ekspresi diri, Tari dapat berfungsi sebagai hiburan pribadi memiliki ciri gerak yang spontan. Berfungsi sebagai penyajian estetis, Tari yang berfungsi sebagai penyajian estetis adalah tari yang disiapkan untuk dipertunjukkan kepada penonton. Nilai Estetis Tari Kreasi Nilai estetis atau estetika adalah nilai keindahan yang terdapat dalam karya seni. Seni tari sebagai salah satu bagian dari seni tentunya juga memiliki nilai estetis sebagai kriteria untuk menilai keindahan gerak. Nilai estetis seni tari dapat dibagi menjadi tiga macam, yakni wiraga, wirama, dan wirasa. Wiraga, digunakan untuk menilai kompetensi menari, meliputi keterampilan menari, hafal terhadap gerakan, ketuntasan gerak, dan keindahan gerak. Wirama, dapat digunakan untuk menilai kesesuaian dan keserasian gerak dengan irama iringan, kesesuaian dan keserasian gerak dengan tempo. Wirasa, untuk menilai kesesuaian gerak dengan tema tari yang terlihat dalam cara kamu memberikan penjiwaan terhadap tari. Tari Kreasi Berdasarkan Iringan Seperti kita ketahui bahwa pada seni tari sangat berhubungan dengan musik. Bagaimanapun juga, apabila musik diperdengarkan maka besar kemungkinan ide gerak tari akan dipengaruhi oleh musik. Masuknya iringan musik akan menambah semangat baru bagi sebuah pertunjukan tari. Musik iringan tari dapat dikelompokkan menjadi dua jenis, yakni Musik Internal Musik internal adalah musik atau bunyi-bunyian yang berasal dari anggota tubuh, yaitu tepukan tangan atau tepukan ke anggota tubuh, jentikan jari, dan hentakan kaki ke tanah. Contoh Tari Saman Aceh, Kecak Bali Musik Eksternal Musik eksternal adalah bunyi-bunyian atau suara yang berasal dari alat musik atau instrumen, yaitu gamelan. Keyboard, kendang, dan angklung. Contoh Tari Kandagan Jabar, dan Gandrung Banyuwangi. Fungsi Iringan pada Tari Iringan pada tari memiliki fungsi sebagai berikut Sebagai iringan penyajian tari. Menambah semarak dan dinamisnya tari. Mengatur dan memberi tanda efektif gerak tari. Pengendali dan pemberi tanda perubahan bentuk gerak. Penuntun dan pemberi tanda awal dan akhir tari Tim Kemdikbud, 2018, hlm. 128. Referensi Tim Kemdikbud. 2017. Seni Budaya IX. Jakarta Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud. Tim Kemdikbud. 2018. Seni Budaya XI. Jakarta Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud.
Preserving national culture must start from preserving and maintaining traditional cultures that exist in various regions of the archipelago. The main of national culture is regional culture, it means that preserving national culture must start from preserving regional culture. Preservation of national culture can be done with a system of cultural inheritance through education which can begin with art learning in elementary schools. Art learning in elementary schools can be given by introducing the traditional arts of the archipelago to elementary school’s students as generations of cultural heirs. However, the most common obstacles that have found among elementary school’s teachers are they don’t understand the knowledge and science of art in depth and don’t have the skills to practice art, especially dance, so that art learning in schools is often neglected. To overcome this, there is a need for new innovations that can help teachers in teaching art, especially dance for elementary school’s students by creating Indonesian dance creations that are based on the traditional dances of Bengkulu, namely Kejei’ Dance and Andun’ Dance. The purpose of this study is to preserve the culture of the archipelago by creating dance creations of the archipelago as a form of cultural inheritance in introducing the culture of the archipelago to elementary school’s students. This creation method adopts the approach of Alma M. Hawkins which consists of stages of exploration, improvisation, and composition. The results of the research are the creation of Indonesian dance creations that are based on traditional dances so as to produce new dance creations, namely the Kedun’ Dance and Gegelea Beregam Dance by developing aspects of motion, floor patterns, dance music accompaniment, makeup and clothing, dancers, duration of performance, and venue. Creating new creation dance, it is cultural inheritage, archipelago creation dance. AbstrakMelestarikan budaya nasional harus dimulai dari menjaga dan memelihara budaya tradisional yang ada diberbagai daerah nusantara. Akar budaya nasional adalah budaya daerah, artinya untuk melestarikan budaya nasional harus dimulai dari melestarikan budaya daerah. Pelestarian budaya nasional dapat dilakukan dengan sistem pewarisan budaya melalui pendidikan yang dapat diawali dengan pembelajaran seni di sekolah dasar. Pembelajaran seni di Sekolah Dasar dapat diberikan dengan mengenalkan seni tradisional nusantara pada anak usia sekolah dasar sebagai generasi pewaris budaya. Tetapi, terdapat kendala yang paling banyak ditemukan di kalangan guru-guru kelas di Sekolah Dasar bahwasanya mereka kurang memahami pengetahuan dan ilmu seni secara mendalam serta tidak memiliki keterampilan dalam berolah seni khususnya seni tari sehingga pembelajaran seni di sekolah pun sering diabaikan. Untuk mengatasi hal tersebut, perlu adanya inovasi baru yang dapat membantu para guru dalam mengajarkan seni khususnya seni tari pada anak usia sekolah dasar dengan cara menciptakan tari kreasi nusantara yang berpijak dari tari tradisional Provinsi Bengkulu yaitu Tari Kejei dan Tari Andun. Tujuan penelitian ini yaitu melestarikan budaya nusantara dengan menciptakan tari kreasi nusantara sebagai bentuk langkah pewarisan budaya dalam mengenalkan budaya nusantara pada anak usia sekolah dasar. Metode penciptaan ini mengadopsi pendekatan Alma M. Hawkins yang terdiri dari tahap eksplorasi, improvisasi, dan komposisi. Hasil penelitian berupa penciptaan tari kreasi nusantara yang berpijak dari tari tradisonal sehingga menghasilkan tari kreasi baru yaitu Tari Kedun dan Tari Gegelea Beregam dengan mengembangkan aspek gerak, pola lantai, iringan musik tari, tata rias dan busana, penari, durasi waktu pertunjukan, dan tempat pertunjukan. Dengan terciptanya tari kreasi baru diharapkan dapat menambah khazanah budaya nusantara yang dapat dimanfaatkan dan diseminasikan untuk meningkatkan kualitas pendidik di sekolah Kunci pewarisan budaya, tari kreasi nusantara. Authors Pamela Mikaresti Universitas TerbukaHerlinda Mansyur Universitas Negeri Padang References Asyhar, Rayandra. 2011. Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran. Jakarta GP 2006. Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar SD. Jakarta Ni Made Lisa Anggara dkk. 2020. Tari Kreasi Cangak Congak. Bengkulu BK Aserani. 2011. Bahan Diklat Seni Budaya Seni Musik SMK Negeri 1 Tanjung. Tanjung SMK Negeri 1 Eny. 2014. Penerapan Model Pembelajaran Seni Tari Terpadu pada Siswa Sekolah Dasar. Jurnal Mimbar Sekolah Dasar Vol. 1 No. 1. Diakses secara online pada bulan Februari W., & Totok Sumaryanto, F. 2014. Pengembangan Model Pelatihan Apresiasi Senitari Daerah Setempat pada Guru Sekolah Dasar di Kota Semarang. Prosiding Konferensi Ilmiah Tahunan Himpunan Evaluasi Pendidikan Indonesia HEPI Tahun Syafrudin dan Andriantoni. 2016. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta Raja Grafindo R. N., Suryamah, D., & Dwiatmini, S. 2021. Pewarisan Budaya dalam Kesenian Bringbrung di Kelurahan Ledeng, Kecamatan Cidadap Hilir, Kota Bandung. Jurnal Budaya Etnika, 42, Dais Darmawan dkk. 2017. Penetapan Warisan Budaya Tak Benda Indonesia Tahun 2017. Jakarta Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan 2012. Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta RajaGrafindo Y. 2016. Aplikasi Motif Tanduk dalam Pengembangan Motif Hias Batik Garutan Doctoral dissertation, Universitas Pendidikan Indonesia. Sari, M. 2012. Peran Literasi Sains dalam Ekonomi Global. Literasi SAINS, 31, D. 2015. Penerapan Metode Penciptaan Alma Hawkins Dalam Karya Tari Gundah Kancah. Ekspresi Seni Jurnal Ilmu Pengetahuan Dan Karya Seni, 171, S. 2016. Tari Kreasi Baru Zapin Seribu Suluk Pada Masyarakat Pasir Pengaraian Kabupaten Rokan Hulu. KOBA, 31, Y. M. C., & Desyandri, D. 2019. Peningkatan Penguasaan Lagu Daerah Nusantara Menggunakan Multimedia Adobe Flash CS6 di Kelas V SDN 05 Air Tawar Barat. e-Journal Pembelajaran Inovasi, Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar, 79.Trilling dan Fadel. 2009. 21st Century Skills Learning for Life in Our Times. Jossey Bass W. 2012. Kontribusi Seni Bagi Pendidikan. JUPIIS Jurnal Pendidikan Ilmu-ilmu Sosial, 41.Wulandari, S. 2012. Pelatihan Tari bagi Anak-Anak Sekolah Dasar di Sanggar Dede Nono Rukmana Kabupaten Kuningan Doctoral dissertation, Universitas Pendidikan Indonesia. Yulianti, I. 2015. Pewarisan Nilai-Nilai Budaya Masyarakat Adat Cikondang Dalam Pembelajaran Sejarah Di Madrasah Aliyah Al-Hijrah. Candrasangkala Jurnal Pendidikan dan Sejarah, 11, 112-133 Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free Gorga Jurnal Seni Rupa Volume 11 Nomor 01 Januari-Juni 2022 p-ISSN 2301-5942 e-ISSN 2580-2380 Disubmit 15 Maret 2022, direview 05 Mei 2022, dipublish 30 Juni 2022. . PEWARISAN BUDAYA MELALUI TARI KREASI NUSANTARA Pamela Mikaresti1*, Herlinda Mansyur2* Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Jurusan Pendidikan Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Terbuka1* Jl. Pondok Cabe Raya, Kec. Pamulang, Kota Tangerang Selatan, Kode Pos 15437 Banten. Indonesia Program Studi Pendidikan Seni Tari Jurusan Pendidikan Seni Drama Tari dan Musik Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Padang2* Jl. Prof. Dr. Hamka, Air Tawar Padang, Kel. Air Tawar Barat, Kec. Padang Utara, Kota Padang, Kode Pos 25132 Sumatera Barat. Indonesia Email pamela lindamansyur Abstrak Melestarikan budaya nasional harus dimulai dari menjaga dan memelihara budaya tradisional yang ada diberbagai daerah nusantara. Akar budaya nasional adalah budaya daerah, artinya untuk melestarikan budaya nasional harus dimulai dari melestarikan budaya daerah. Pelestarian budaya nasional dapat dilakukan dengan sistem pewarisan budaya melalui pendidikan yang dapat diawali dengan pembelajaran seni di sekolah dasar. Pembelajaran seni di Sekolah Dasar dapat diberikan dengan mengenalkan seni tradisional nusantara pada anak usia sekolah dasar sebagai generasi pewaris budaya. Tetapi, terdapat kendala yang paling banyak ditemukan di kalangan guru-guru kelas di Sekolah Dasar bahwasanya mereka kurang memahami pengetahuan dan ilmu seni secara mendalam serta tidak memiliki keterampilan dalam berolah seni khususnya seni tari sehingga pembelajaran seni di sekolah pun sering diabaikan. Untuk mengatasi hal tersebut, perlu adanya inovasi baru yang dapat membantu para guru dalam mengajarkan seni khususnya seni tari pada anak usia sekolah dasar dengan cara menciptakan tari kreasi nusantara yang berpijak dari tari tradisional Provinsi Bengkulu yaitu Tari Kejei dan Tari Andun. Tujuan penelitian ini yaitu melestarikan budaya nusantara dengan menciptakan tari kreasi nusantara sebagai bentuk langkah pewarisan budaya dalam mengenalkan budaya nusantara pada anak usia sekolah dasar. Metode penciptaan ini mengadopsi pendekatan Alma M. Hawkins yang terdiri dari tahap eksplorasi, improvisasi, dan komposisi. Hasil penelitian berupa penciptaan tari kreasi nusantara yang berpijak dari tari tradisonal sehingga menghasilkan tari kreasi baru yaitu Tari Kedun dan Tari Gegelea Beregam dengan mengembangkan aspek gerak, pola lantai, iringan musik tari, tata rias dan busana, penari, durasi waktu pertunjukan, dan tempat pertunjukan. Dengan terciptanya tari kreasi baru diharapkan dapat menambah khazanah budaya nusantara yang dapat dimanfaatkan dan diseminasikan untuk meningkatkan kualitas pendidik di sekolah dasar. Kata Kunci pewarisan budaya, tari kreasi nusantara. Gorga Jurnal Seni Rupa Volume 11 Nomor 01 Januari-Juni 2022 p-ISSN 2301-5942 e-ISSN 2580-2380 Disubmit 15 Maret 2022, direview 05 Mei 2022, dipublish 30 Juni 2022. Abstract Preserving national culture must start from preserving and maintaining traditional cultures that exist in various regions of the archipelago. The main of national culture is regional culture, it means that preserving national culture must start from preserving regional culture. Preservation of national culture can be done with a system of cultural inheritance through education which can begin with art learning in elementary schools. Art learning in elementary schools can be given by introducing the traditional arts of the archipelago to elementary school’s students as generations of cultural heirs. However, the most common obstacles that have found among elementary school’s teachers are they don’t understand the knowledge and science of art in depth and don’t have the skills to practice art, especially dance, so that art learning in schools is often neglected. To overcome this, there is a need for new innovations that can help teachers in teaching art, especially dance for elementary school’s students by creating Indonesian dance creations that are based on the traditional dances of Bengkulu, namely Kejei’ Dance and Andun’ Dance. The purpose of this study is to preserve the culture of the archipelago by creating dance creations of the archipelago as a form of cultural inheritance in introducing the culture of the archipelago to elementary school’s students. This creation method adopts the approach of Alma M. Hawkins which consists of stages of exploration, improvisation, and composition. The results of the research are the creation of Indonesian dance creations that are based on traditional dances so as to produce new dance creations, namely the Kedun’ Dance and Gegelea Beregam Dance by developing aspects of motion, floor patterns, dance music accompaniment, makeup and clothing, dancers, duration of performance, and venue. Creating new creation dance, it is hoped. Keywords cultural inheritage, archipelago creation dance. PENDAHULUAN Melestarikan budaya nasional harus dimulai dari menjaga dan memelihara budaya tradisional yang ada diberbagai daerah nusantara. Akar budaya nasional adalah budaya daerah, artinya untuk melestarikan budaya nasional harus dimulai dari melestarikan budaya daerah. Pelestarian budaya nasional dapat dilakukan dengan sistem pewarisan budaya melalui pendidikan yang dapat diawali dengan pembelajaran seni di Sekolah Dasar SD. Pelestarian tari tradisi dapat dilakukan dengan cara memasukkan materi tari tradisi ke dalam muatan pembelajaran Seni Budaya dan Prakarya SBdP yang dimulai dari tingkat dasar yaitu siswa usia Sekolah Dasar. Kusumastuti 2014 mengatakan bahwa seni tari dalam dunia pendidikan, khususnya pendidikan Sekolah Dasar, mempunyai dampak yang positif, bukan saja bagi upaya pelestarian seni tari, akan tetapi juga untuk kepentingan pendidikan itu sendiri. Melalui proses pendidikan, setiap individu dalam masyarakat akan mengenal, menyerap, mewarisi, dan memasukkan dalam dirinya segala unsur-unsur kebudayaannya, yaitu berupa nilai-nilai, kepercayaan, pengetahuan atau teknologi, yang diperlukan untuk menghadapi lingkungan. Dengan demikian, sangat tepat sekali mewariskan tari tradisi pada generasi penerus budaya yang dimulai pada anak-anak usia Sekolah Dasar yang perkembangan psikomotorik, kognitif, dan afektifnya sudah lebih siap mengapresiasi, menerima, dan menanamkan nilai-nilai budaya pada diri mereka sejak dini. Berdasarkan penetapan Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya Paluseri 2017 yaitu dalam rangka melestarikan melindungi, mengembangkan, dan memanfaatkan budaya Indonesia, Dirjen Kebudayaan, Kemendikbud telah menetapkan 197 Seni Pertunjukan yang tersebar di seluruh wilayah Nusantara sebagai Warisan Budaya Tak Benda WBTB termasuk seni tari tradisional di dalamnya. Kegiatan Penetapan Warisan Budaya Tak Benda Indonesia ini dilakukan sejak tahun 2013 bertujuan untuk menjamin dan melindungi warisan budaya tak benda Indonesia yang merupakan milik berbagai komuniti, kelompok, dan perseorangan yang bersangkutan; meningkatkan harkat dan martabat bangsa serta memperkuat karakter, identitas, dan kepribadian bangsa; meningkatkan apresiasi dan kebanggaan masyarakat Indonesia terhadap keunikan dan kekayaan ragam budaya Indonesia; meningkatkan kesadaran dan peran aktif masyarakat dan pemangku kebijakan terhadap pentingnya WBTB; serta saling menghargai terhadap warisan budaya bangsa; mempromosikan WBTB bangsa Indonesia kepada masyarakat luas dan meningkatkan kesejahteraan rakyat. Berdasarkan tujuan yang diuraikan di atas tentang tari tradisi yang masuk ke dalam daftar WBTB, maka menjadi tugas seluruh masyarakat Indonesia agar tujuan yang dimaksud dapat tercapai melalui pembelajaran seni pada anak usia Sekolah Dasar yang menjadi sasaran pertama tingkat satuan pendidikan sebagai pewaris budaya. Untuk itu, memberikan materi tentang seni tari tradisi nusantara dalam muatan pembelajaran SBdP adalah cara mewariskan budaya Gorga Jurnal Seni Rupa Volume 11 Nomor 01 Januari-Juni 2022 p-ISSN 2301-5942 e-ISSN 2580-2380 Disubmit 15 Maret 2022, direview 05 Mei 2022, dipublish 30 Juni 2022. melalui pendidikan. Tetapi dengan mengajarkan sebanyak seni tradisi yang masuk dalam daftar WBTB pada anak usia sekolah dasar adalah hal yang tidak mungkin dapat dikuasai selama duduk di bangku sekolah, untuk itu perlunya tahapan penyebaran pewarisan budaya nusantara diawali dengan pengenalan budaya daerah di mana kita berada, sebab budaya daerah merupakan akar budaya nasional. Selanjutnya, dalam forum kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat PkM Dosen FKIP Agustus 2020 bersama guru-guru dari Yayasan Al Qolam , diperoleh informasi bahwa sebagian besar guru mengalami kendala dalam mengajarkan SBdP pada siswa di sekolah dasar. Kendala tersebut antara lain kurangnya ilmu pengetahuan tentang seni dikarenakan materi yang diperoleh saat dibangku kuliah belum memadai serta tidak memiliki keterampilan seni terutama seni tari. Selain itu, para guru merasa kurikulum pendidikan yang digunakan saat ini belum memberikan alokasi waktu yang cukup untuk pembelajaran seni khususnya seni tari. Berkaitan dengan permasalahan di atas, maka diperlukan satu strategi yang tepat bagi seorang guru untuk dapat mewariskan budaya Nusantara melalui pembelajaran di sekolah. Untuk itu, perlu adanya sebuah pembaruan dengan menciptakan satu bentuk tari kreasi daerah yang akan diperkenalkan ke berbagai wilayah nusantara. KAJIAN TEORI Melestarikan budaya nusantara merupakan tugas seluruh generasi pewaris budaya baik anak-anak hingga orang dewasa. Oleh sebab itu, sangat penting pewarisan budaya dilakukan sedini mungkin agar generasi muda memahami dan menghormati budaya para leluhur yang harus dipelihara. Menurut Oktovan, dkk 2020 faktor pendukung dalam pewarisan budaya adalah masyarakat, orang tua, pemerintah, media sosial, seniman dan sanggar seni sedangkan faktor penghambat pewarisan budaya meliputi keterbatasan mengenal budaya leluhur, profit seni yang tidak menjamin kehidupan, dan derasnya globalisasi yang memarjinalkan seni tradisional. Oleh sebab itu, sangat penting memanfaatkan faktor-faktor pendukung pewarisan budaya untuk melestarikan budaya Nusantara agar dikenal kepada generasi penerus budaya seperti anak-anak Sekolah Dasar yang pola pikirnya sudah mulai memahami dan mengenal lingkungannya untuk menumbuhkan jati diri sebagai masyarakat Indonesia. Menurut Syefriani 2016, tari kreasi tercipta berawal dari alam pikiran dan pandangan hidup manusia yang senantiasa mengalami perkembangan untuk meningkatkan budaya tari, supaya keindahan tari itu tidak hilang begitu saja dan tetap hidup sesuai dengan perkembangan zaman. Oleh sebab itu, menciptakan tari kreasi baru yang berpijak dari gerak tari tradisi nusantara serta disesuaikan dengan perkembangan anak menjadi satu bentuk tari kreasi baru yang utuh merupakan solusi untuk melestarikan tari tradisi nusantara. Sehubungan dengan hal itu, Dewi dkk 2020 mengatakan bahwa dalam penciptaan tari kreasi baru, langkah awal yang menjadi pertimbangan penting adalah Ide. Ide merupakan hal awal yang muncul dari pikiran si pencipta untuk diwujudkan menjadi sebuah karya tari kreasi baru. Selanjutnya, ide menjadi gagasan dimana langkah-langkah dalam menciptakan sebuah karya tari sudah mulai terwujud dengan mempertimbangkan bahwa gagasan tersebut dapat memberikan nilai-nilai positif kepada penikmatnya. Tari kreasi nusantara yang diciptakan ini didokumentasikan dalam bentuk video pertunjukan tari dan dapat dipelajari oleh seluruh mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar PGSD baik yang sudah menjadi guru latar belakang mahasiswa Universitas Terbuka maupun calon guru latar belakang mahasiswa Universitas Negeri Padang. Tari kreasi ini menjadi bekal bagi mahasiswa sebagai guru untuk disebarluaskan pada anak didik di Sekolah Dasar sebagai generasi pewaris budaya. Tari kreasi ini dikemas dalam bentuk video pembelajaran agar bisa dipelajari secara synchrounus maupun asynchrounus baik melalui pembelajaran luar jaringan maupun pembelajaran dalam jaringan yang sesuai karakter Universitas Terbuka yaitu Pembelajaran Jarak Jauh PJJ. Tari kreasi Nusantara yang diciptakan ini merupakan produk inovasi budaya yang penciptaannya berpijak dari pengembangan tari tradisional masyarakat, dalam hal ini dari Provinsi Bengkulu yaitu Tari Kejei dan Tari Andun yang masuk ke dalam daftar Warisan Budaya Tak Benda WBTB. Inovasi ini menghasilkan dua tari kreasi Nusantara baru yaitu Tari Kedun dan Tari Gegelea Beregam. Tujuan penciptaan dua tari kreasi ini adalah untuk memperkenalkan tari tradisi kepada para pewaris budaya dalam bentuk yang baru. Dengan mempelajari tari kreasi baru, tentu para peserta didik yang merupakan pewaris budaya akan otomatis mempelajari bentuk tradisional tari terlebih dahulu. Hal ini dilakukan karena minat dari para generasi muda terhadap warisan budaya khususnya tari tradisi semakin Gorga Jurnal Seni Rupa Volume 11 Nomor 01 Januari-Juni 2022 p-ISSN 2301-5942 e-ISSN 2580-2380 Disubmit 15 Maret 2022, direview 05 Mei 2022, dipublish 30 Juni 2022. berkurang sebab bentuk penyajian tari tradisi sangat monoton sehingga terkesan membosankan. Selain itu, pewaris budaya yang masuk dalam kategori generasi milenial ini lebih berminat dengan hal-hal yag berkaitan dengan teknologi seperti media sosial, bermain olahraga elektronik, hingga mengakses dunia melalui internet. Oleh sebab itu, dalam mengenalkan tari tradisi kepada generasi muda pewaris budaya dapat dilakukan dengan cara berinovasi dalam menciptakan tari kreasi. Untuk mewujudkan hal tersebut di atas, maka jalur pendidikan sangat penting dalam mengedukasi siswa generasi penerus budaya agar mengenal budaya Nusantara melalui bimbingan seorang guru. Yulianti 2015 mengatakan bahwa guru telah menjadikan masyarakat dan lingkungan sekitarnya sebagai sumber pembelajaran, sehingga peserta didik dapat mencocokan apa yang diterima di dalam kelas dengan kenyataan yang ada di lingkungannya, khususnya berkenaan tentang warisan budaya dan kearifan lokal yang menjadi bagian penting dalam menumbuhkan dan membangun jati diri. Dengan demikian, guru yang kreatif dalam mendidik dan mengarahkan para siswa agar mengenal budaya nusantara sangat dibutuhkan dalam rangka melestarikan budaya nusantara mengingat minat anak terhadap budaya sangatlah minim akibat besarnya pengaruh globalisasi. Dewasa ini anak-anak generasi pewaris budaya lebih menyukai hal-hal yang berbau teknologi modern seperti bermain komputer, gawai dan mengakses internet dibandingkan untuk belajar kesenian tradisional seperti musik dan tari. Untuk itu, seorang guru harus kreatif dan selalu berinovasi agar dapat memberikan materi pembelajaran yang sesuai dengan hobi dan minat generasi saat ini. Untuk itu, menciptakan tari kreasi baru yang berasal dari tari tradisional merupakan sebuah inovasi yang harus dilakukan oleh para peserta didik termasuk cara menyebarluaskannya sesuai dengan hobi dan minat anak saat ini. Misalnya, generasi muda yang sangat gemar mengakses youtube dapat kita manfaatkan dengan memasukkan materi pembelajaran ke youtube agar bisa diakses dan dipelajari oleh siswa generasi penerus budaya, termasuk memberikan tugas agar mereka pun ikut mengupload tugas mereka ke youtube menjadi sebuah kreatvitas baru memicu semangat mereka dalam berlatih seni. Dengan demikian, sistem pewarisan budaya mendorong seorang guru agar aktif dan kreatif dalam melestarikan budaya melalui pendidikan yang disesuaikan dengan kondisi zaman saat ini. Misalnya, tari kreasi baru yang diciptakan ini dikemas dalam bentuk multimedia pembelajaran agar dapat menarik minat generasi pewaris budaya dalam mengenal budaya nusantara, salah satunya mengupload video tari kreasi ini ke kanal youtube melalui link agar bisa diakses dengan mudah kapan pun dan di mana pun akan mempelajarinya. Dengan demikian, sistem pewarisan budaya dapat diawali dengan menciptakan tari kreasi yang dikembangkan dari tari tradisi kemudian diajarkan pada anak usia sekolah dasar sebagai generasi pewaris budaya. METODE PENELITIAN Secara umum metode merupakan suatu cara untuk bergerak atau melakukan sesuatu secara sistematis dan tertata, keteraturan pemikiran dan tindakan, atau juga teknik dan susunan kerja dalam bidang atau lapangan tertentu Rohendi, 2011 171. Selanjutnya, penciptaan berasal dari kata cipta yang artinya kemampuan pikiran untuk mengadakan sesuatu yang baru; angan-angan yang kreatif; sedangkan mencipta berarti memusatkan pikiran angan-angan untuk mengadakan sesuatu Kamus Besar Bahasa Indonesia. Maka, metode penciptaan adalah langkah-langkah yang sistematis untuk menciptakan sesuatu yang baru. Metode penciptaan kini masuk ke dalam ranah ilmiah karena dalam penciptaan terdapat proses berpikir dan tahapan yang prosedural. Seperti yang diungkapkan Muljiyono 2010 75 bahwa prosedur yang dimaksud adalah keseluruhan proses penciptaan. Mulai dari pencarian subjek penciptaan, penetapan objek penciptaan, hingga sampai dengan hasil ciptaan. Luasnya wilayah Nusantara yang tersebar dari Sabang sampai Merauke yang tidak mungkin terjangkau dalam satu penelitian ini, maka lokasi penelitian ini dibatasi ruang lingkupnya yaitu tari tradisional dari Propinsi Bengkulu, yaitu Tari Kejei Rejang Lebong dan Tari Andun Bengkulu Selatan. Merujuk dari teori Jacqueline Smith terjemahan Ben Suharto 1985 terdapat lima metode konstruksi dalam pengomposisian karya tari dan metode konstruksi I sama halnya dengan tahap eksplorasi yang sangat penting dalam penciptaan tari kreasi Nusantara ini di mana rangsangan tari yang dipilih sangat mempengaruhi proses penciptaan. Adapun rangsangan tari yang digunakan dalam penciptaan tari kreasi nusantara ini adalah, 1 Rangsangan Auditif , berupa musik dari tari tradisi nusantara yang akan dipilih dari daftar tari tradisi yang masuk dalam WBTB yang bisa memotivasi penciptaan sebuah tari kreasi baru; dan 2 Rangsangan Kinestetik, yaitu membuat gerak baru Gorga Jurnal Seni Rupa Volume 11 Nomor 01 Januari-Juni 2022 p-ISSN 2301-5942 e-ISSN 2580-2380 Disubmit 15 Maret 2022, direview 05 Mei 2022, dipublish 30 Juni 2022. yang berasal dari gerak-gerak tari tradisi Nusantara yang akan dipilih dari daftar tari tradisi yang masuk dalam WBTB. Setelah tahap metode konstruksi I, selanjutnya koreografer harus memiliki sikap kreatif yang baik karena tahap proses kreativitas merupakan aspek penting yang harus dimiliki seseorang dalam menghasilkan sebuah karya tari. Menurut Restiana 2019 Proses kreatif merupakan modal awal dalam membuat sebuah karya tari yang disertai bakat, kemampuan, serta faktor pendukung lainnya. Adapun tahapan penciptaan karya tari menurut Alma M. Hawkins dalam Hadi 2011 adalah 1 Eksplorasi, yaitu proses berpikir, berimajinasi, dan merasakan ketika merespon suatu objek untuk dijadikan bahan dalam berkarya tari. Wujudnya berupa gerak, irama, tema, dan segala sesuatu yang terkait dengan tari; 2 Improvisasi, tahap seorang koreografer mencoba-coba atau secara spontanitas, penemuan gerak secara kebetulan atau movement by chance, walaupun gerak-gerak yang pernah dipelajari atau ditemukan sebelumnya, dan ciri-ciri spontanitas inilah yang menandai hadirnya improvisasi; 3 Komposisi, tahap ini merupakan proses menyusun gerak yang telah dihasilkan dari proses eksplorasi, improvisasi. Tahapan ini dilakukan dengan cara mengevaluasi, menyusun, merangkai, dan menata motif-motif gerak menjadi satu kesatuan yang disebut koreografi. Unsur-unsur terkait komposisi tari berupa gerak sebagai unsur utama, serta beberapa unsur pendukung seperti musik, kostum, properti, tata rias, pentas, desain lantai dan desain atas yang dikemas menjadi satu kesatuan bentuk tari. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian di lapangan untuk menciptakan tari kreasi nusantara yang berpijak dari tari tradisi yang masuk dalam kategori Warisan Budaya Tak Benda WBTB, maka terdapat enam 6 gerak dasar inti yang akan dijadikan dasar penciptaan tari kreasi yang berpijak dari tari tradisional milik masyarakat Bengkulu yaitu Tari Kejei dan Tari Andun. Jika dilihat dari latar belakang terciptanya Tari Andun dan Tari Kejei maka terdapat banyak sekali persamaannya baik dalam bentuk penyajiannya seperti jumlah gerak, musik, properti, tata busana, perlengkapan ritualnya serta fungsi kedua tari ini pun sama. Hal ini wajar terjadi karena memang antara kedua daerah berada dalam satu wilayah provinsi yang sama. Walaupun tidak ada bukti otentik kapan dan siapa pencipta Tari Kejei dan Tari Andun, tetapi kedua tari ini bisa dipastikan lahir dan tumbuh dari rakyat, ditarikan oleh rakyat dan untuk kepentingan rakyat. Penciptaan tari kreasi nusantara ini adalah salah satu usaha untuk melestarikan budaya nusantara. Dikatakan tari nusantara ketika tari tersebut dipelajari dan dipertunjukan di luar daerah asal tari itu. Misalnya, Tari Kejei dan Tari Andun merupakan tari tradisi milik masyarakat Provinsi Bengkulu. Ketika Tari Kejei dan Tari Andun dipelajari oleh masyarakat luar dari Provinsi Bengkulu, maka kedua tari ini disebut tari nusantara. Menurut berbagai narasumber tokoh budaya dan pelaku seni yaitu Bapak Ref Andras, Bapak Syukri, Bapak Dali Yazid dan Ibu Paramitha memiliki pendapat yang sama bahwa eksistensi tari tradisi diberbagai daerah khususnya Tari Kejei dan Tari Andun sekarang semakin kurang diminati oleh masyarakat khususnya para generasi muda. Tidak dapat dipungkiri bahwasanya bentuk pertunjukan tari tradisi memang sangat sederhana bahkan cenderung membosankan. Oleh sebab itu, perlu adanya sebuah inovasi pembelajaran seni yang dapat menarik perhatian siswa sebagai generasi pewaris budaya agar berminat mempelajari tari tradisi nusantara, sebab melestarikan tari tradisi sama halnya dengan melestarikan budaya nasional. Untuk itu, penciptaan tari kreasi ini merupakan satu bentuk usaha inovasi baru agar dapat menarik siswa sebagai generasi pewaris budaya yang dimulai ditingkatan anak usia sekolah dasar. Tentu saja tarian ini dikembangkan dan disesuaikan dengan perkembangan kemampuan anak usia sekolah dasar. Penciptaan tari kreasi yang berasal dari Tari Kejei dan Tari Andun menghasilkan dua tarian kreasi baru, yaitu Tari Kedun dan Tari Gegelea Beregam. Adapun tahap-tahap penciptaan Tari Kedun dan Tari Gegelea Beregam telah mengadopsi teori Alma M. Hawkins, yaitu 1 Tahapan Eksplorasi; 2 Tahapan Improvisasi; dan 3 Tahapan Komposisi. 1. Tahapan Eksplorasi Tahapan Eksplorasi merupakan tahapan penjajakan. Tahapan ini dilakukan koreografer untuk menemukan dan menciptakan gerakan-gerakan baru untuk karya tarinya. Pada tahap eksplorasi ini, langkah koreografer merujuk teori Jacqueline Smith terjemahan Ben Suharto 1985 yaitu metode konstruksi I berupa rangsangan kinestetik yakni keenam motif gerak Tari Kejei dan Tari Andun, serta rangsangan auditif berupa musik-musik pengiring Tari Kejei dan Tari Andun. Pada tahap ini koreografer melakukan pengembangan gerak melalui tiga unsur yaitu unsur ruang, waktu dan tenaga. Dari satu gerak inti tari tradisi dapat Gorga Jurnal Seni Rupa Volume 11 Nomor 01 Januari-Juni 2022 p-ISSN 2301-5942 e-ISSN 2580-2380 Disubmit 15 Maret 2022, direview 05 Mei 2022, dipublish 30 Juni 2022. dikembangkan menjadi beberapa gerak kreasi baru. Pada tahap ini pula koreografer dituntut harus memiliki sikap kreatif sebagai modal awal dalam membuat sebuah karya tari. Tahapan eksplorasi merupakan proses berfikir, berimajinasi, dan merasakan suatu objek untuk dijadikan bahan dalam berkarya tari. 2. Tahapan Improvisasi Setelah melalui tahapan eksplorasi, selanjutnya dalam penciptaan tari dilakukan tahap improvisasi gerak, dimana seorang koreografer mencoba-coba atau secara spontanitas, dimana penemuan gerak secara kebetulan atau movement by chance yang berpijak dari gerak tari tradisi yang dijadikan sumber pengembangan gerak. Pada tahap ini koreografer juga melakukan pengembangan gerak sama dengan yang dilakukan di tahap eksplorasi, tetapi yang membedakan tahap ini penciptaan gerak lebih spontanitas serta lebih memikirkan nilai estetis dengan tetap mempertimbangkan tiga unsur yaitu unsur ruang, waktu dan tenaga. Dari satu gerak inti tari tradisi dapat dikembangkan menjadi beberapa gerak kreasi baru. Pada tahap ini pula koreografer dituntut harus memiliki sikap kreatif sebagai modal awal dalam membuat sebuah karya tari. Tahapan eksplorasi merupakan proses berfikir, berimajinasi, dan merasakan suatu objek untuk dijadikan bahan dalam berkarya tari. 3. Tahapan Komposisi Tahapan komposisi merupakan proses menyusun gerak yang telah dihasilkan dari proses eksplorasi dan improvisasi. Tahapan ini dilakukan dengan cara mengevaluasi, menyusun, merangkai, dan menata motif-motif gerak menjadi satu kesatuan yang disebut koreografi dalam Hadi 2011. Unsur-unsur terkait komposisi tari berupa gerak sebagai unsur utama, serta beberapa unsur pendukung seperti musik, kostum, properti, tata rias, pentas, desain lantai dan desain atas yang dikemas menjadi satu kesatuan bentuk tari kreasi baru. Hal yang dilakukan pada tahap komposisi ini adalah pengembangan dalam bentuk penyajian tari berupa gerak, penari, pola lantai, iringan musik tari, tata busana dan rias, tempat pertunjukan, dan durasi waktu pertunjukan. 1. Gerak Tari kreasi nusantara yang diciptakan ini berpijak dari pengembangan gerak inti Tari Kejei dan Tari Andun. Dari satu motif gerak inti akan dikembangkan menjadi dua 2 motif gerak baru sehingga tari kreasi baru akan menghasilkan duabelas 12 motif gerak baru. Terdapat dua video pembelajaran tari kreasi nusantara dalam penelitian ini yang dijadikan materi untuk matakuliah pendidikan seni di SD yaitu pertama Tari Kedun yaitu tari kreasi yang mengembangkan enam 6 motif gerak Tari Kejei dan Tari Andun menjadi duabelas 12 motif gerak baru yang ditampilkan secara berurutan yang dijadikan dasar untuk menggali kreativitas mahasiswa dalam mengembangkan tari kreasi baru secara berkelompok; kedua Tari Gegelea Beregam yaitu tari yang merupakan pengembangan keduabelas motif gerak baru yang dikembangkan menjadi sebuah bentuk pertunjukan tari kreasi nusantara yang secara utuh dapat menjadi materi perkuliahan pendidikan seni di SD yang dapat dipelajari mahasiswa menggunakan modus dalam jaringan. 2. Penari Jika pada pertunjukan tradisional Tari Kejei dan Tari Andun ditarikan secara berkelompok dengan membagi para penari menjadi dua yaitu kelompok laki-laki dan kelompok perempuan. Maka, pengembangan bentuk penyajian tari kreasi nusantara pada aspek penari terdiri dari lima 5 orang penari perempuan. Hal ini bukan berarti para penari tidak boleh laki-laki, hanya saja dalam proses penelitian ini hanya melibatkan para penari perempuan. Hal ini menjadi pertimbangan karena minat menari dari perempuan lebih mudah dicari daripada penari laki-laki. 4. Pola Lantai Pola lantai merupakan garis-garis yang dilalui penari di atas panggung. Pada tari kreasi nusantara ini secara garis besar akan menggunakan dua pola lantai yaitu garis lurus dan garis lengkung. Jika pada pertunjukan Tari Kejei dan Tari Andun menggunakan pola lantai garis lurus dari awal hingga akhir pertunjukan. Maka pengembangan pola lantai pada tari kreasi nusantara Tari Kedun dan Tari Gegelea Beregam ini berbentuk pengembangan pola lantai garis lurus dan garis lengkung seperti bentuk segitiga, jajaran genjang, setengah lingkaran, serta gabungan garis lurus dan garis lengkung. 5. Iringan Musik Tari Musik dalam tari bukan hanya sekadar iringan melainkan dua hal yang saling berkaitan. Gerak dan ritme merupakan bagian dari elemen tari, serta elemen dasar musik adalah nada, ritme dan melodi. Pertunjukan Tari Kejei dan Tari Andun diiringi tiga alat musik tradisional berupa kulintang, rebana, dan gong. Sedangkan Tari Kedun dan Tari Kedun dan Tari Gegelea Beregam ini mengalami inovasi baru berupa pengembangan iringan musik yang tidak hanya berasal dari musik tradisi saja melainkan kolaborasi dengan alat musik lainnya sehingga menjadi satu kesatuan bentuk musik yang baru. Gorga Jurnal Seni Rupa Volume 11 Nomor 01 Januari-Juni 2022 p-ISSN 2301-5942 e-ISSN 2580-2380 Disubmit 15 Maret 2022, direview 05 Mei 2022, dipublish 30 Juni 2022. 6. Tata Busana dan Rias Dahulunya, tata rias dan busana pada pertunjukan Tari Kejei dan Tari Andun biasanya hanya berpakaian sopan sesuai dengan adat istiadat yang berlaku dalam masyarakat setempat, kecuali para pengantin. Pengantin perempuan memakai baju adat Bengkulu yang disebut baju betabur berwarna merah dan kain songket yang riasannya dihiasi Tajuk sunting Bengkulu, sedangkan laki-laki memakai jas dan kain songket. Untuk itu, kreasi baru tata busana dan rias berinovasi dengan baju berwarna hijau dan kain songket berwarna kuning keemasan tetapi dengan desain baju yang disesuaikan agar lebih terlihat cantik dan menarik. Secara visual para penonton melihat penampilan rias dan busana penari terlebih dahulu sebelum menilai tarian tersebut indah atau tidak, oleh sebab itu busana dan riasan Tari Kedun dan Tari Gegelea Beregam mengutamakan unsur keindahan, oleh sebab itu kreasi busana dalam tari ini mengutamakan nilai keindahan yang dipandang mata. 7. Tempat Pertunjukan Tempat pertunjukan Tari Kejei dan Tari Andun dahulunya berada di panggung nonproscenium arena, sebab kaitannya tari ini memang ditarikan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Pada panggung nonproscenium tidak ada jarak pemisah antara penari dan penonton serta dapat dilihat dari seluruh arah. Selanjutnya, pada tari kreasi ini, pengambilan video tari dilakukan di Pantai Panjang, Benteng Marlborough sebagai kawasan wisata Kota Bengkulu yang bertujuan untuk memperkenalkan wisata Bengkulu kepada setiap penonton melalui video tari tersebut. Selain itu, pengambilan video juga dilaksanakan di halaman kantor Unit Pelayanan Belajar Jarak Jauh UPBJJ Universitas Terbuka Bengkulu sebagai lembaga pendukung terlaksananya penelitian ini. 8. Durasi Waktu Pertunjukan Tari Jika durasi pertunjukan Tari Kejei dan Tari Andun tidak ditentukan karena sesuai dengan keinginan masyarakat itu sendiri. Maka berbeda dengan tari kreasi baru ini, durasi tari kreasi nusantara dipertunjukan dalam dua bentuk tari, yaitu Tari Kedun ditarikan dengan durasi waktu kurang lebih lima 5 menit, sedangkan Tari Gegelea Beregam dipertunjukan dalam durasi lebih dari enam 6 menit. Hal ini mengingat kemampuan anak usia sekolah dasar dalam mengingat dan menghafal gerak. Berikut contoh gambar Tari Kedun saat pengambilan video tari di kawasan Benteng Marlborough, Pantai Panjang, Kota Bengkulu. Gambar 1. Tari Kedun di Fort Marlborough Gambar 2. Tari Kedun Pengembangan Gerak Selendang di Fort Marlborough 2. Pembahasan Tari Kedun dan Tari Gegelea Beregam merupakan tari kreasi nusantara yang diciptakan dan dikembangkan dari tari tradisional Bengkulu yaitu Tari Kejei dan Tari Andun. Tari kreasi ini telah didokumentasikan dalam bentuk video pembelajaran yang sekaligus menjadi media pembelajaran berbasis digital. Video pembelajaran dapat menjadi sumber belajar bagi mahasiswa Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar khususnya mahasiswa Universitas Terbuka UT dan mahasiswa Universitas Negeri Padang UNP yang masuk dalam materi matakuliah Pendidikan Seni di SD. Dengan harapan tari kreasi ini dapat disebarluaskan oleh mahasiswa Universitas Terbuka yang merupakan guru dan mahasiswa UNP sebagai calon guru,sehingga dapat memperkenalkan Tari Kedun dan Tari Gegelea beregam pada siswa Sekolah Dasar sebagai upaya memperkenalkan dan melestarikan budaya daerah agar tetap dijaga dan dipelihara terutama bagi generasi muda pewaris budaya. Berikut contoh gambar Tari Gegelea Beregam saat pengambilan video tari ini di halaman kantor UPBJJ UT Bengkulu. Gorga Jurnal Seni Rupa Volume 11 Nomor 01 Januari-Juni 2022 p-ISSN 2301-5942 e-ISSN 2580-2380 Disubmit 15 Maret 2022, direview 05 Mei 2022, dipublish 30 Juni 2022. Gambar 3. Tari Gegelea Beregam di Kantor UPBJJ UT Bengkulu Mempelajari pelajaran seni khususnya seni tari di Sekolah Dasar merupakan upaya dalam mewariskan budaya di tingkat pendidikan, hal ini sejalan dengan yang dijelaskan Anggraini 2016 bahwa pewarisan tari tradisi tidak hanya dilakukan dalam kehidupan masyarakat secara umum melainkan dapat dilakukan melalui pendidikan formal. Oleh sebab itu, memberikan materi seni tradisi melalui tari kreasi merupakan salah satu inovasi baru dalam menarik minat anak-anak terhadap pelajaran seni tradisi. Mengajarkan Tari Kedun dan Tari Gelelea Beregam pada mahasiswa yang dilanjutkan diajarkan pada siswa Sekolah Dasar itu berarti sekaligus mengajarkan tari tradisional kepada masyarakat. Sebab, ketika mengajarkan tari kreasi itu berarti bahwa guru telah mengajarkan filosofi Tari Kejei dan Tari Andun sebagai tari tradisi. Idealnya, seorang guru harus menjelaskan konsep dan latar belakang sebuah tarian secara teori terlebih dahulu sebelum mengajarkan praktik kepada para peserta didik. Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, mengatakan bahwa pembelajaran seni tari tergabung dalam mata pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan yang memiliki tujuan antara lain memahami konsep dan pentingnya seni budaya dan keterampilan, misalnya mempelajari Tari Kedun dan Tari Gegelea Beregam yang berarti juga mempelajari Tari Kejei dan Tari Andun sebagai tari tradisi milik masyarakat Bengkulu. Dengan mempelajari Tari Kedun dan Tari Gegelea Beregam itu berarti telah mempelajari mengetahui sejarah tari dan hubungannya dengan kehidupan masyarakat. Tari Andun dan Tari Kejei sebagai tari tradisi merupakan kebudayaan masyarakat Bengkulu berupa Warisan Budaya Tak Benda WBTB yang harus dijaga dan dipelihara oleh masyarakat pendukungnya terutama masyarakat Bengkulu. Menurut Bahar dkk 2018 kebudayaan menunjukkan identitas masyarakat tertentu yang dalam hal ini Tari Kejei dan Tari Andun sebagai tari tradisi atau Tari Kedun dan Tari Gegelea Beregam sebagai tari kreasi menunjukkan identitas masyarakat Bengkulu. Saat seseorang melihat pertunjukan Tari Andun dan Tari Kejei artinya seseorang dapat mengetahui bahwa tari tersebut menggambarkan identitas masyarakat Bengkulu. Setiap gerak, tata rias, busana, properti, musik pengiring dan tempat pertunjukan suatu tari tradisi mengandung makna yag menggambarkan identitas masyarakat pendukungnya Mikaresti, 2020. Oleh karena itu, ketika seorang guru mengajarkan tari tradisi, itu artinya guru tersebut telah mengajarkan identitas masyarakat pemilik tari tersebut. Akan tetapi, permasalahan yang ada dalam masyarakat khususnya generasi muda pewaris budaya mulai dari tingkat sekolah dasar dan sekolah menengah kurang tertarik untuk mempelajari tari tradisi ini. Salah satu penyebabnya karena secara keseluruhan tari tradisi ditampilkan sangat sederhana sehingga terkesan monoton dan membosankan. Untuk itu, menciptakan tari kreasi yang berpijak dari tari tradisi tanpa menghilangkan pakem-pakem dalam tarian tersebut menjadi salah satu solusi agar menarik minat siswa. Tari Kedun dan Tari Gegelea Beregam merupakan Tari kreasi yang diciptakan dengan mengembangkan gerak, musik, properti, desain lantai, rias, busana, panggung dan unsur pendukung tari lainnya agar lebih indah secara estetis. Tari kreasi ini telah disusun agar lebih menarik dengan tujuan untuk menarik minat pewaris budaya dalam hal ini siswa sekolah dasar agar dapat mempelajari dan melestarikan budaya daerah. Sebab, ikut memelihara budaya daerah berarti ikut memelihara budaya nasional karena budaya daerah adalah akar budaya nasional. Dengan demikian, pengajaran tari kreasi kepada mahasiswa Prodi PGSD UT dan UNP menjadi bagian dari sistem pewarisan budaya. KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah dijelaskan dia atas, maka dapat disimpulkan bahwa 1. Penciptaan tari kreasi nusantara Tari Kedun dan Tari Gegelea Beregam berpijak dari tradisi milik masyarakat Bengkulu yaitu Tari Kejei dan Tari Andun. Dari satu motif gerak inti akan dikembangkan menjadi dua 2 motif gerak baru sehingga tari kreasi baru akan menghasilkan duabelas 12 motif gerak baru. 2. Terdapat dua video pembelajaran tari kreasi nusantara yang dijadikan materi untuk matakuliah pendidikan seni di SD di Prodi PGSD yaitu pertama Tari Kedun yaitu tari kreasi yang mengembangkan enam 6 motif gerak Tari Kejei dan Tari Andun menjadi duabelas 12 Gorga Jurnal Seni Rupa Volume 11 Nomor 01 Januari-Juni 2022 p-ISSN 2301-5942 e-ISSN 2580-2380 Disubmit 15 Maret 2022, direview 05 Mei 2022, dipublish 30 Juni 2022. motif gerak baru yang ditampilkan secara berurutan yang dijadikan dasar untuk menggali kreativitas mahasiswa dalam mengembangkan tari kreasi baru secara berkelompok; kedua Tari Gegelea Beregam yaitu tari yang merupakan pengembangan keduabelas motif gerak baru dikembangkan lagi dari unsur pola lantai, busana, rias, musik dan penampilannya yang dihubungkan khusus dengan perkembangan anak usia sekolah dasar. 3. Video pembelajaran tari menjadi bagian dari sistem pewarisan budaya sebab dijadikan materi perkuliahan yang dipelajari oleh mahasiswa Prodi PGSD UT dan UNP. Dengan begitu sistem pewarisan budaya terutama seni tradisi dapat diwariskan melalui pembelajaran tari kreasi nusantara yang akan dimulai dari mahasiswa guru/calon guru Prodi PGSD, dilanjutkan pada anak-anak sekolah dasar, dan seterusnya akan disebarluaskan pada masyarakat umum. 2. Saran Terciptanya Tari Kedun dan Tari Gegelea Beregam sebagai tari kreasi nusantara baru hendaknya dapat menambah khazanah budaya nusantara yang dapat diperkenalkan melalui pembelajaran jarak jauh yang mampu menjangkau siswa secara global sesuai dengan visi dan misi Universitas Terbuka. Untuk mewujudkan hal tersebut, selanjutnya dapat dilakukan upaya pewarisan budaya lainnya melalui pendidikan seni dengan cara “Menciptaan Tari Kreasi Nusantara untuk Anak Usia Sekolah Dasar” dari propinsi lain yang ada di Indonesia. Penciptaan tari kreasi baru ini merupakan upaya mewariskan tarian nusantara pada generasi penerus bangsa, memperkenalkan budaya nusantara pada dunia, serta bermanfaat untuk menambah pengetahuan pendidik di sekolah dasar. DAFTAR RUJUKAN Asyhar, Rayandra. 2011. Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran. Jakarta GP Press. BSNP. 2006. Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar SD. Jakarta BSNP. Dewi, Ni Made Lisa Anggara dkk. 2020. Tari Kreasi Cangak Congak. Bengkulu BK Press. Kurdi, Aserani. 2011. Bahan Diklat Seni Budaya Seni Musik SMK Negeri 1 Tanjung. Tanjung SMK Negeri 1 Tanjung. Kusumastuti, Eny. 2014. Penerapan Model Pembelajaran Seni Tari Terpadu pada Siswa Sekolah Dasar. Jurnal Mimbar Sekolah Dasar Vol. 1 No. 1. Diakses secara online pada bulan Februari 2021. Lestari, W., & Totok Sumaryanto, F. 2014. Pengembangan Model Pelatihan Apresiasi Senitari Daerah Setempat pada Guru Sekolah Dasar di Kota Semarang. Prosiding Konferensi Ilmiah Tahunan Himpunan Evaluasi Pendidikan Indonesia HEPI Tahun 2014. Nurdin, Syafrudin dan Andriantoni. 2016. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta Raja Grafindo Persada. Oktovan, R. N., Suryamah, D., & Dwiatmini, S. 2021. Pewarisan Budaya dalam Kesenian Bringbrung di Kelurahan Ledeng, Kecamatan Cidadap Hilir, Kota Bandung. Jurnal Budaya Etnika, 42, 114-125. Paluseri, Dais Darmawan dkk. 2017. Penetapan Warisan Budaya Tak Benda Indonesia Tahun 2017. Jakarta Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Rusman. 2012. Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta RajaGrafindo Persada. Sapitri, Y. 2016. Aplikasi Motif Tanduk dalam Pengembangan Motif Hias Batik Garutan Doctoral dissertation, Universitas Pendidikan Indonesia. Sari, M. 2012. Peran Literasi Sains dalam Ekonomi Global. Literasi SAINS, 31, 13-13. Susanti, D. 2015. Penerapan Metode Penciptaan Alma Hawkins Dalam Karya Tari Gundah Kancah. Ekspresi Seni Jurnal Ilmu Pengetahuan Dan Karya Seni, 171, 41-56. Syefriani, S. 2016. Tari Kreasi Baru Zapin Seribu Suluk Pada Masyarakat Pasir Pengaraian Kabupaten Rokan Hulu. KOBA, 31, 13-13. Tamara, Y. M. C., & Desyandri, D. 2019. Peningkatan Penguasaan Lagu Daerah Nusantara Menggunakan Multimedia Adobe Flash CS6 di Kelas V SDN 05 Air Tawar Barat. e-Journal Pembelajaran Inovasi, Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar, 79. Trilling dan Fadel. 2009. 21st Century Skills Learning for Life in Our Times. Jossey Bass USA. Wiflihani, W. 2012. Kontribusi Seni Bagi Pendidikan. JUPIIS Jurnal Pendidikan Ilmu-ilmu Sosial, 41. Wulandari, S. 2012. Pelatihan Tari bagi Anak-Anak Sekolah Dasar di Sanggar Dede Nono Rukmana Kabupaten Kuningan Doctoral dissertation, Universitas Pendidikan Indonesia. Yulianti, I. 2015. Pewarisan Nilai-Nilai Budaya Masyarakat Adat Cikondang Dalam Pembelajaran Sejarah Di Madrasah Aliyah Al-Hijrah. Candrasangkala Jurnal Pendidikan dan Sejarah, 11, 112-133. MelissaRully Widyanti Eka PutriHanafi Arum SaputraAri FirmansyahDolanan anak merupakan permainan tradisional yang diadopsi dari kehidupan sosial anak-anak di daerah perdesaan. Banyak sekali nilai yang dapat dipelajari dalam permainan dolanan anak. selain itu pelestarian dolanan anak juga dapat dilakukan melalui tarian yang dikreasikan. Dari latar belakang masalah tersebut ada beberapa permasalahan yaitu eksistensi dolanan anak di era globalisasi dan peran dolanan sebagai media pendidikan karakter. Salah satu upaya melestarikan dolanan anak tradisional seperti festival atau lomba dolanan anak. Hilangnya dolanan anak tradisional akan membawa dampak terutama pada unsur budaya lokal yang sudah ada terlebih dahulu. Dalam hal ini salah satu upaya nyata untuk dapat melestarikan permainan dolanan anak adalah melalui tarian-tarian kreasi. Tujuan penelitian ini, a untuk mengetahui nilai-nilai karakter dolanan anak berbasis kearifan lokal di Yogyakarta, b mengingat kembali permainan tradisional lokal yang hampir pudar. Jenis penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Objek penelitian ini adalah tari kreasi dolanan anak. Penelitian ini menggunakan metode studi pustaka yang didukung oleh hasil angket. Analisis data yang digunakan adalah analisis data kulitatif. Hasil penelitian menunjukan bahwa pada tarian kreasi dolanan cublak-cublak suweng, jamuran, ancak-ancak alis, jaranan, dan padang bulan memiliki nilai-nilai karakter seperti nilai kreatif, nilai kerjasama, nilai tanggung jawab dan nilai kecermatan. Wiflihani WiflihaniKontribusi seni dalam pendidikan adalah bagaimana Nilai keindahan seni tidak hanya merupakan ekspresi yang menyimak keindahan dan memperkaya khasanah batin, tetapi juga berfungsi sebagai media yang memperhalus budi pekerti manusia. Dalam hal ini, pendidikan juga sangat berperan penting bagi pemahaman apresiasi seni bagi masyarakat melalui karya seni yang ditampilkan seniman. Tidak hanya itu, seniman juga memerlukan pendidik dan kritikus seni untuk menyambungkan karya seni bagi masyarakat. Pendidikan yang memberi peluang bagi apresiasi seni yang lebih luas bagi masyarakat, akan dapat memberikan pendalaman yang lebih pada seni. Secara otomatis, seni juga akan dapat memberikan sumbangan pada proses pendidikan, mapun sebaliknya Eny Eny KusumastutiThe learning model is a fusion of dance integrated approach to free expression, discipline and multicultural. The problem is how to form and execution of an integrated model of learning the art of dance in elementary school students. The purpose of this study was to determine and implement an integrated model of learning in elementary school students. This study uses the approach of Research and Development R & D, engineering data collection through observation, interviews, and documentation, as well as the validity of the data using triangulation of data analysis process includes three grooves activities as a system, namely data reduction, data presentation, and conclusion. The results showed that the integrated model of learning dance implemented through three stages 1 disciplinary approaches, 2 using a multicultural approach that includes process flow that is penengenalan appreciation, understanding, appreciation and evaluation, 3 approach in which free expression using creation method which ideas and concepts, plugging into a new motion products. Advice, elementary school teachers should use the integrated arts learning model that students have the experience to appreciate and be creative. Keywords integrated learning model, free expression, discipline, Mengembangkan Media PembelajaranRayandra AsyharAsyhar, Rayandra. 2011. Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran. Jakarta GP Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan MenengahBSNP. 2006. Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar SD. Jakarta Kreasi Cangak CongakNi DewiDewi, Ni Made Lisa Anggara dkk. 2020. Tari Kreasi Cangak Congak. Bengkulu BK Model Pelatihan Apresiasi Senitari Daerah Setempat pada Guru Sekolah Dasar di Kota Semarang. Prosiding Konferensi Ilmiah Tahunan Himpunan Evaluasi Pendidikan Indonesia HEPI TahunW LestariF SumaryantoLestari, W., & Totok Sumaryanto, F. 2014. Pengembangan Model Pelatihan Apresiasi Senitari Daerah Setempat pada Guru Sekolah Dasar di Kota Semarang. Prosiding Konferensi Ilmiah Tahunan Himpunan Evaluasi Pendidikan Indonesia HEPI Tahun dan Pembelajaran. Jakarta Raja Grafindo PersadaSyafrudin NurdinDan AndriantoniNurdin, Syafrudin dan Andriantoni. 2016. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta Raja Grafindo Warisan Budaya Tak Benda Indonesia TahunPaluseriPaluseri, Dais Darmawan dkk. 2017. Penetapan Warisan Budaya Tak Benda Indonesia Tahun 2017. Jakarta Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta RajaGrafindo PersadaRusmanRusman. 2012. Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta RajaGrafindo Motif Tanduk dalam Pengembangan Motif Hias Batik Garutan Doctoral dissertationY SapitriSapitri, Y. 2016. Aplikasi Motif Tanduk dalam Pengembangan Motif Hias Batik Garutan Doctoral dissertation, Universitas Pendidikan Indonesia.
- Seni tari dalam perkembangannya terus mengalami perubahan mengikuti perkembangan zaman dan terkait dengan perkembangan kehidupan masyarakat yang sangat signifikan, tidak terputus satu sama lain melainkan saling berkesinambungan, salah satunya tari kreasi baru. Tari kreasi baru memiliki kebebasan dalam penciptaan, beberapa koreografer yang memiliki inspirasi dari daerah-daerah lain. Sehingga tarian tersebut sering disebut dengan tari kreasi baru. Tari kreasi baru merupakan tarian yang lepas dari standar tari yang baku. Dirancang menurut kreasi penata tari sesuai dengan situasi kondisi dengan tetap memelihara nilai artistiknya. Pengertian Tarian Kreasi Baru Pada awalnya, tari kreasi merupakan pengembangan dari tari rakyat dan tari klasik. Tari kreasi baru muncul karena adanya panduan gerak dari berbagai daerah atau dengan masuknya gerak tari dari negara lain. Pengertian tari kreasi adalah jenis tari yang koreografinya masih bertolak pada tari tradisional atau pengembangan dari pola-pola tari yang sudah ada. Terbentuknya tari kreasi karena dipengaruhi oleh gaya tari daerah lain atau negara lain maupun hasil kreativitas penciptanya. Sebagai contoh, Tari Kebyar Terompong, Tari Oleg Tamulilingan, Tari Manuk Rawa Bali, Tari Karonsih Jawa tengah, Tari Kipas, dan Tari Mainang Pulau Kampai Sumatera. Jenis-Jenis Tari Kreasi Baru Tari kreasi memiliki keragaman dan keunikan yang tentu berbeda dengan kawasan Asia. Perkembangan seni termasuk seni tari terjadi secara alami dan sesuai dengan tuntutan zaman. Oleh karena itu, muncul keragaman seni tari baik di Nusantara maupun di luar Nusantara mancanegara. Jenis tari kreasi dapat digolongkan menjadi dua seperti dikutip dalam modul Seni Budaya Kelas IX 2018 1. Tari kreasi berpolakan tradisiTari kreasi yang garapannya dilandasi oleh kaidah-kaidah tari tradisi baik dalam koreografi, musik/karawitan, tata busana dan rias, maupun tata teknik pentasnya, tanpa menghilangkan esensi tradisinya. Salah satu contoh tari kreasi baru, yaitu Tari Nandak Gojek dari Betawi, yang ditarikan oleh siswi SMK Negeri di Jakarta Jurusan Seni Tari. Tarian ini diciptakan pada tahun 2014 oleh siswi SMK dengan bimbingan guru kesenian dan tarian ini berangkat dari pengembangan gerak tari Topeng Betawi dengan iringan musik gamelan topeng dan properti tari, yaitu payung. 2. Tari kreasi baru tidak berpolakan tradisi non tradisiTari kreasi yang garapannya melepaskan diri dari pola-pola tradisi baik dalam hal koreografi, musik, rias, dan busana maupun tata teknik pentasnya. Salah satu tari kreasi baru nontradisi, yaitu tari kontemporer. Unsur-Unsur Pendukung Tari Unsur-unsur pendukung dalam tari antara lain adalah iringan musik, tata busana kostum, tata rias, tempat, tata lampu, dan tata suara sound. Berikut ini adalah penjelasannya 1. Iringan MusikMusik dan tari merupakan pasangan yang tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya. Keberadaan musik di dalam tari memiliki tiga aspek dasar yang kaitannya dengan tubuh dan kepribadian manusia, yaitu melodi, ritme, dan dramatik. 2. Properti TariProperti merupakan semua peralatan yang digunakan untuk pementasan tari. Properti tari pada dasarnya dapat digunakan untuk memberikan keindahan bentuk pada pertunjukan tari agar garapan tari akan terlihat lebih sempurna. 3. Tata Rias dan Busana Tari KreasiBusana dan tata rias pada seni tari adalah sarana pembantu yag berperan mendukung pertunjukan tari. Sementara itu, aksesori adalah bagian dari busana. Busana dan tata rias sebagai sarana pembantu, artinya bahwa tanpa busana termasuk aksesori atau hanya dengan gerak saja, maka suatu pertunjukan tari telah terjadi. 4. Tempat PentasSuatu seni pertunjukan selalu memerlukan tempat atau ruangan guna menyelenggarakan pertunjukan itu sendiri. Di Indonesia, kita dapat mengenal bentuk-bentuk tempat pertunjukan pentas, seperti lapangan terbuka atau arena terbuka, di pendapa dan bentuk panggung proscenium. 5. Tata Lampu dan Tata SuaraSarana dan prasarana yang ideal bagi sebuah pertunjukan tari adalah jika gedung pertunjukan telah dilengkapi dengan peralatan yang menunjang penyelenggaraan pertunjukan, khususnya tata lampu lighting dan tata suara sound system. Tata lampu dan tata suara sebagai unsur pelengkap sajian tari yang berfungsi untuk kesuksesan juga Fungsi Tari Tradisional & Tarian Daerah yang Beralih Fungsi Acara Apa Itu Iringan Tari Modern, Pengertian, Jenis dan Fungsinya? Pengertian Gerak Tari Kreasi Unsur dan Pengelompokan Jenis - Pendidikan Penulis Maria UlfaEditor Addi M Idhom
agar digemari masyarakat tari kreasi baru harus